Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ray Rebon
POS-KUPANG.COM | KUPANG — Camp Uiasa yang bertempat di Desa Uiasa, Kecamatan Semau, Kabupaten Kupang membangkitkan Ekowisata berbasis masyarakat di pulau Semau.
Melalui rilis yang diterima POS-KUPANG.COM, Koordinator OCD Beach And Cafe Kupang, Ody Mesakh mengatakan bahwa, pada era tahun 90-an, Desa Uiasa merupakan salah satu obyek wisata primadona di teluk
Kupang.
Namun setelah terhentinya penerbangan langsung Kupang-Darwin (Australia) dan krisis moneter, semua usaha sektor pariwisata di Desa Uiasa terhenti dan tinggal puing-puing bangunan (penginapan dan bar) serta tinggal kenangan bagi masyarakat Desa Uiasa.
Pantai dan pesisir pantai Uiasa sesungguhnya mempunyai daya tarik pariwisata, terutama pariwisata bawah air laut seperti, diving dan snorkeling.
“Pada tanggal 23 Oktober 2020 adalah momentum kembalinya pariwisata Desa Uiasa. OCD Beach and Cafe bersama masyarakat Desa melakukan peluncuran (Soft Launching) Uiasa Camp yang menjadi momentum kembalinya pariwisata di Desa Uiasa,” katanya
Pesisir pantai Uiasa memiliki ekosistem terumbu karang yang layak dieksplorasi.
Beberapa bagian terumbu karang di pantai Uiasa, telah rusak akibat penangkapan ikan yang menggunakan bom dan racun.
Ia memyampaikan, untuk mengembalikan keutuhan terumbu karang Uiasa, OCD Beach and Cafe bekerja sama dengan GEF SGP (Global Environmental Facilities-Small Grant Program) Fase VI wilayah Pulau Semau, melakukan project”Pengembangan Ekowisata Uiasa” untuk membangkitkan kembali pariwisata di Desa Uiasa yang pernah berjaya 3 dekade lalu.
Ia menjelaskan, selama kurang lebih 10 bulan bersama masyarakat OCD Beach and Cafe berkolaborasi memperbaiki alam pesisir Uiasa dan mengembangkan jejaring penyedia jasa pariwisata di Desa
Uiasa, agar alam pesisir Uiasa tetap terjaga dan masyarakat desa mendapatkan manfaat langsung dari pariwisata.
Selama 10 bulan OCD Beach and Cafe bersama masyarakat Uiasa selama project adalah, melakukan upaya konservasi terumbu karang menggunakan bioreeftek (terumbu karang buatan) yang telah disebar di perairan Uiasa sebanyak 60 unit.
“Kegiatan ini dilakukan dengan melibatkan kelompok pemuda Uiasa sejak dalam pembuatan sampai pada pembenaman bioreeftek di dalam laut,” bebernya
Lebih lanjut, dikatakan Ody, OCD bersama para relawan mendampingi kelompok anak sekolah dalam belajar bahasa
Inggris dan pengenalan lingkungan untuk mempersiapkan pemandu wisata lokal, serta para ibu juga turut dilatih Bahasa Inggris sederhana agar dapat berkomunikasi dengan wisatawan
mancanegara.
Pelatihan masak bagi kelompok ibu-ibu dengan pemanfaatan bahan lokal,
Camping ground wisata yang dikelola oleh komunitas di Uiasa dengan sarana MCK telah pula disiapkan beserta fasilitas atraksi seperti snorkeling, diving, dan cannoe.
“Dalam jangka panjang diharapkan bahwa masyarakat mendapatkan manfaat ekonomi melalui kunjungan wisata dan pemerintah desa akan terus mendampingi serta mengembangkan ekowisata ini melalui dana desa,” jelasnya
Pemerintah Desa juga diharapkan dapat mengembangkan aturan untuk melindungi lingkungan pesisir melalui perdes dan membangun kesepakatan bersama antar desa di sekitar pesisir Pulau Semau untuk perlindungan lingkungan.
Atraksi wisata pesisir yang dapat dinikmati oleh wisatawan ketika mengunjungi Desa
Ekowisata Uiasa cukup beragam.
Pantai Uiasa dengan bentangan pasir putih yang luas dan membentang sekitar 1 kilometer, adalah satu-satunya pantai di pesisir Pulau Semau yang dapat dilakukan aktivitas renang, snorkeling dan diving.
Terdapat beberapa titik snorkeling dan penyelaman di sekitar pesisir pantai Uiasa yang dapat dijangkau serta memiliki aneka ragam karang laut dan ikan.
Pantai Uiasa juga memiliki bentangan pasir putih yang luas untuk bisa digunakan sebagai tempat Camping Ground (bumi perkemahan).
Di pantai Uiasa juga bukan hanya digunakan untuk tempat bermain. Tetapi masih banyak tempat rekreasi lain seperti kolam renang air tawar.
Kolam air tawar di Desa Uiasa ini berasal dari sumber air yang mengalir, dan juga kolam ini menjadi sumber air bagi masyarakat Desa Uiasa.
Desa Uiasa juga memiliki bangunan sejarah seperti mercusuar. Mercusuar ini adalah peninggalan zaman kolonial dan satu-satunya mercusuar yang ada di pulau semau yang masih digunakan sampai sekarang.
Mercusuar ini terletak diatas ketinggian, sehingga dapat melihat pemandangan yang indah di pesisir pantai utara pulau semau.
Matahari terbit (sun rise) di pantai Uiasa juga merupakan moment yang tidak bisa dilewatkan bagi pengunjung yang datang di pantai Uiasa.
Untuk pengelolah pantai Uiasa ini, ditangani oleh komunitas masyarakat dan pemuda di Desa Uiasa, serta jenis usaha masyarakat dinamakan camp uiasa.
Ia menambahkan, sejak september 2018, 10 organisasi masyarakat sipil dan entitas usaha menengah yaitu, perkumpulan pikul, geng motor imut, CIS Timor, Komunitas Batanam, Komunitas Tani Organik Dalen mesa, Perkumpulan Tafena Tabua, OCD Beach and Cafe, Yayasan Alfa Omega dan Yayasan Cemara bersama-sama menyelenggarakan program ketahanan sosial ekologi di pulau kecil di pulau semau.
Program ini merupakan program dukungan oleh global environmental facilities-small grant program (GEF-SGP) Indonesia program fase ke VI.
Tujuan utama program ketahanan sosial ekologi di pulau semau adalah membangun resiliensi masyarakat dan alam melalui praktek-praktek penghidupan dan konservasi yang berkelanjutan yang tahan terhadap dampak perubahan iklim.
Kegiatan yang dilakukan oleh 10 organisasi ini adalah, pengembangan pertanian organik, pengembangan ogrosilvo-pastoral dan agroforestri, konservasi daratan dan pesisir untuk ketanahan air dan pangan, pengembangan sumber dan produk pangan lokal, ekowisata berbasis masyarakat, serta percontohan penggunaan energi terbarukan.
Program ini dikerjakan di 6 desa dikecamatan semau yaitu, Desa Uiasa, Desa Hansisi, Desa Huilelot, Desa Batuinan, Desa Bokonusan, serta 4 Desa di Kecamatan Semau Selatan yaitu, Desa Uiboa, Desa Uitiuh Ana, Desa Uitiuhtuan dan Desa Onansila.
Artikel ini telah tayang di pos-kupang.com dengan judul Camp Uiasa Bangkitkan Ekowisata Berbasis Masyarakat di Pulau Semau, https://kupang.tribunnews.com/2020/10/23/camp-uiasa-bangkitkan-ekowisata-berbasis-masyarakat-di-pulau-semau?page=all.
Penulis: Ray Rebon
Editor: Ferry Ndoen