(+62) 21 720 6125 ︱ (+62) 21 727 90520

id_ID Bahasa Indonesia
id_ID Bahasa Indonesia en_US English

Join Us!

Instagram Facebook-f Linkedin-in Twitter
  • Beranda
  • SGP Indonesia
  • Proposal
  • Publikasi
    • Grantees Product
    • Berita
    • Buku / Terbitan
    • Fotografi
    • Laporan Mitra
  • Galeri
  • Panduan
  • Hubungi
  • Data Online

Menu Categories
  • Beranda
  • SGP Indonesia
  • Proposal
  • Publikasi
    • Grantees Product
    • Berita
    • Buku / Terbitan
    • Fotografi
    • Laporan Mitra
  • Galeri
  • Panduan
  • Hubungi
  • Data Online
  • Wind Turbine
  • Biomass
  • Geothermal
  • Monocrystalline
  • Polycrystalline
  • Solar Panels
Facebook Twitter Youtube Linkedin Whatsapp

Panggung ISRF 2025: Inovasi, Investasi, dan Insentif untuk Solusi Beras Berkelanjutan

18/11/2025 /Posted byadmin sgp / 0
Sidi Rana Menggala saat membahas masa depan beras berkelanjutan dalam salah satu sesi di International Sustainable Rice Forum (ISRF) 2025, Discovery Ancol, Jakarta Utara, Senin (17/11/2025).(Dokumentasi pribadi)

(18/11/2025) International Sustainable Rice Forum (ISRF) 2025 menghadirkan sesi pleno II yang menyoroti urgensi dan solusi kolektif untuk mengatasi tantangan yang dihadapi sektor pangan pokok global. Sesi juga membahas masa depan beras berkelanjutan, pentingnya kolaborasi mitra lintas sektor, inovasi teknologi hingga model pembiayaan untuk petani.

Diskusi mengangkat tema “Pendorong Perubahan: Memobilisasi Pasar, Keuangan Karbon, Donor, dan Pemerintah untuk Mempercepat Keberlanjutan Beras.” Para pakar dihadirkan pada sesi ini. Paparan utama dan diskusi panel ini mempertemukan pemimpin global dari sektor publik, swasta, dan penelitian.

Sesi dibuka dengan paparan utama dari Alan Johnson, Senior Operations Officer di International Finance Corporation (IFC)—bagian dari Grup Bank Dunia yang berfokus pada sektor swasta sebagai vektor pembangunan—dan juga Ketua Dewan Direksi Sustainable Rice Platform (SRP).

Dalam acara yang digelar di Discovery Ancol, Jakarta Utara, Senin (17/11/2025), Johnson menyoroti urgensi transformasi sektor perberasan, mengingat perannya terhadap keamanan pangan global, penghidupan jutaan petani, serta kontribusinya terhadap emisi dan penggunaan air.

Memang, teknologi dan praktik budidaya berkelanjutan seperti Alternate Wetting and Drying (AWD) serta benih tahan penyakit sudah tersedia selama lebih dari dua dekade. Kendati begitu, tingkat adopsinya sangat rendah. Menurut Johnson, hanya 5 hingga 6 persen beras global yang saat ini dapat dikategorikan berkelanjutan.

Jalan Menuju Investasi dan Insentif yang Efektif

Ketika paparan tersebut selesai, Johnson pun mengajak diskusi para panelis. Mereka adalah Sidi Rana Menggala selaku Koordinator Nasional GEF SGP Indonesia, Anoushka Harris selaku Sustainability Manager Associated British Foods, Senthilkumar Kalimuthu sebagai Program Leader Africa Rice dan Arjumand Nizami yakni Pakistan Country Director Helvetas.

Sidi Rana Menggala menyoroti pekerjaan Global Environment Facility Small Grants Programme (GEF SGP) di Indonesia sejak 1997. Selama ini, kata dia, program tersebut berfokus pada aksi lokal dengan dampak global, termasuk pengurangan emisi gas rumah kaca di lahan seluas lebih dari 2.500 hektare.

“Program kami berdampak langsung pada 86 kelompok, dan 86 kelompok ini masing-masing mengelola dana hibah mulai dari USD10.000 hingga USD 50.000–atau setara dengan Rp 167 juta hingga Rp 838 juta,” jelasnya.

Menurut ilmuwan dari Ghent University tersebut, tantangan terbesar adalah kemanusiaan dan perubahan perilaku petani yang cenderung menghindari risiko. Untuk pasar karbon, imbuh dia, kuncinya yakni menyamakan bahasa dengan petani, memastikan inisiatif karbon pada akhirnya berkontribusi pada peningkatan mata pencaharian mereka.

Berbicara soal padi, komoditas ini menjadi salah satu yang dikembangkan GEF SGP Indonesia melalui berbagai inisiatif. Meski memiliki 39 komoditas lainnya seperti kakao, kopi hingga rumput laut, menurut Sidi, padi merupakan komoditas yang sangat menarik.

“Program ini dijalankan di Sulawesi Selatan dan melibatkan lebih dari 200 petani, dan memberikan dampak yang sangat signifikan dengan pembentukan lingkar belajar di 15 Desa. Dari inisiatif ini, ada peningkatan penggunaan pupuk organik—bukan lagi pestisida. Selain memperbaiki proses pertanian, kami juga membangun hubungan komunitas yang kuat,” ujar Sidi.

Sidi mengatakan, ke depannya, GEF SGP Indonesia ingin melibatkan lebih banyak pemangku kepentingan. Sebagai penyalur hibah yang ingin berkolaborasi, imbuh Sidi, pihaknya dapat memberikan dukungan menyeluruh.

“Kami mungkin adalah penyalur hibah terakhir di Indonesia yang masih menyediakan hibah langsung untuk insiatif lokal dan petani. Jadi, kami ingin mengajak semua pihak bekerja sama. Kami menggandeng pemerintah daerah dan pemerintah pusat, termasuk Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan—semuanya mendukung kami,” ujar Sidi.

Sementara Anoushka Harris dari Associated British Foods, salah satu pendiri SRP, menjelaskan bahwa motivasi perusahaan adalah manfaat lingkungan dan sosial dari standar SRP, serta kebutuhan untuk mengkomunikasikan isu lingkungan seputar 
 beras
 kepada konsumen.

Saat ditanya soal premi harga, Harris menyatakan, “konsumen Inggris tidak mengetahui tentang keberlanjutan, tetapi pelanggan yang perlu memahami standar tersebut. Narasi keberlanjutan lebih baik dikaitkan dengan kesehatan dan nutrisi daripada klaim seperti penghematan air, karena itu lebih menarik bagi konsumen.”

Kemudian, Senthilkumar Kalimuthu dari Africa Rice, lembaga penelitian di 28 negara Afrika, memaparkan signifikansi beras di benua tersebut. Sekitar 40 persen dari 48 juta ton beras yang dikonsumsi masih diimpor. Kondisi ini menelan biaya sekitar USD 8,2 miliar per tahun atau setara dengan Rp 137 triliun.

Kalimuthu menegaskan beras berkelanjutan adalah prioritas besar. Pasalnya, Afrika dapat melewatkan langkah-langkah yang kurang efisien yang dilalui Asia. Mereka langsung mengadopsi teknologi berkelanjutan. Nah, tantangan utama di Afrika adalah rantai nilai yang terputus, infrastruktur terbatas, dan kurangnya investasi.

Nizami dari Helvetas menyampaikan pandangan soal premi harga. Dalam jangka pendek, premi harga memang mendorong motivasi dan keuntungan segera bagi petani. Tapi, imbuh dia, kondisi ini bisa menimbulkan masalah keberlanjutan dan kepercayaan jika premi tersebut dihapus atau berfluktuasi.

Dia berargumen insentif yang lebih berkelanjutan adalah pengurangan biaya produksi (melalui praktik seperti Alternative Wetting and Drying/AWD), peningkatan layanan ekstensi pertanian, dan jaminan pasar. Intinya adalah membangun kasus bisnis untuk keberlanjutan.

Transisi keberlanjutan beras memerlukan kemitraan multi-pemangku kepentingan yang bekerja secara koheren untuk mengatasi risiko, memperkuat sistem standar, dan paling penting, menjadikan pertanian berkelanjutan sebagai keputusan bisnis yang menguntungkan bagi petani.

Kemitraan publik-swasta dan pendekatan holistik adalah kunci untuk membawa beras berkelanjutan dari ceruk pasar menjadi “normal baru” dalam produksi beras global.

Sumber: https://www.suara.com/lifestyle/2025/11/18/103059/solusi-beras-berkelanjutan-dari-panggung-isrf-2025-inovasi-investasi-hingga-insentif?page=1

Tags: Beras, Beras Berkelanjutan, GEF SGP Indonesia, Tradisi Untuk Lingkungan

Add comment

Your email address will not be published. Required fields are marked

Recent Posts

  • Perempuan Wonosobo Tanam 1.000 Kopi untuk Menjaga DAS Bodri melalui “Meditasi Mata Air”
  • International Sustainable Rice Forum 2025: Partnership Internasional untuk Masa Depan Pangan Dunia
  • Hanya 5% beras di dunia termasuk dalam kategori berkelanjutan
  • Panggung ISRF 2025: Inovasi, Investasi, dan Insentif untuk Solusi Beras Berkelanjutan
  • IRF 2025 Berkolaborasi dengan Negara Lain untuk Meningkatkan Transisi Emisi Padi Rendah

Recent Comments

  1. gogogocheck mengenai WIRE Gorontalo Gandeng Para Pihak Gelar Peringatan Hari Patriotik dan Penanaman Pohon
  2. candylove mengenai Hari Bumi 22 April di Bulukumba: Ritus tanah dan hujan oleh petani aren dan DMT di DAS Balangtieng
  3. cab-portal.amebaownd.com mengenai WIRE Gorontalo Gandeng Para Pihak Gelar Peringatan Hari Patriotik dan Penanaman Pohon
  4. link resmi mengenai WIRE Gorontalo Gandeng Para Pihak Gelar Peringatan Hari Patriotik dan Penanaman Pohon
  5. syair hk mengenai WIRE Gorontalo Gandeng Para Pihak Gelar Peringatan Hari Patriotik dan Penanaman Pohon
Selected static block was removed or unpublished

GEF SGP Indonesia

Jalan Alam Segar VII No.14, RT.6/RW.16,
Pd. Pinang, Kec. Kby. Lama, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 12310

Tentang GEF SGP Indonesia

    • Layanan

    • Media

    • Berita

Kontak Kami

Phone :

+62 21-720-6125

+62 21-727-90520

Whatsapp ( chat only ) :

+62 813-3350-4969

Email : info@sgp-indonesia.org

© GEF SGP Indonesia 2023