(+62) 21 720 6125 ︱ (+62) 21 727 90520

id_ID Bahasa Indonesia
id_ID Bahasa Indonesia en_US English

Join Us!

Instagram Facebook-f Linkedin-in Twitter
  • Beranda
  • SGP Indonesia
  • Proposal
  • Publikasi
    • Grantees Product
    • Berita
    • Buku / Terbitan
    • Fotografi
    • Laporan Mitra
  • Galeri
  • Panduan
  • Hubungi
  • Data Online

Menu Categories
  • Beranda
  • SGP Indonesia
  • Proposal
  • Publikasi
    • Grantees Product
    • Berita
    • Buku / Terbitan
    • Fotografi
    • Laporan Mitra
  • Galeri
  • Panduan
  • Hubungi
  • Data Online
  • Monocrystalline
  • Polycrystalline
  • Solar Panels
  • Wind Turbine
  • Biomass
  • Geothermal
Facebook Twitter Youtube Linkedin Whatsapp

Konsorsium Lintar Sektor Dukung Petani Kecil Indonesia Hadapi Krisis Iklim

01/06/2025 /Posted byadmin sgp
Petani merontokan padi saat panen raya di Kecamatan Lumbung, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Ahad (27/4/2025). Perum Bulog Wilayah Jawa Barat mencatat realisasi serapan gabah dan beras dari petani hingga Maret 2025 telah mencapai 103 persen atau 128.513 ton dari target yang ditetapkan sebanyak 124.027 ton.

(1/6)JAKARTA —  Petani kecil di berbagai wilayah Indonesia, khususnya mereka yang bergantung pada komoditas ekspor seperti kakao, kopi, dan cengkeh, dinilai tengah menghadapi tekanan akibat dampak perubahan iklim yang semakin dahsyat.

Cuaca tak menentu, serangan hama semakin membabi buta, dan kualitas tanah yang memburuk tak pelak menurunkan hasil panen. Tidak cuma itu, kondisi ini juga semakin mempersulit penghidupan jutaan keluarga petani.

Sebuah konsorsium kolaboratif resmi diperkenalkan untuk memperkuat daya tahan petani kecil Indonesia dalam menghadapi tantangan perubahan iklim tersebut. Inisiatif ini melibatkan lima institusi utama.

Mereka adalah Global Environment Facility Small Grants Programme atau GEF SGP Indonesia, Universitas Ghent dari Belgia, Universitas Brawijaya, Universitas Hasanuddin, dan PT Supa Surya Niaga, yang juga didukung dari Amati Indonesia.

Koordinator Nasional GEF SGP Indonesia, Sidi Rana Menggala mengungkapkan, konsorsium ini menyatukan kekuatan ilmu pengetahuan, bisnis, dan aksi komunitas dalam satu gerakan kolektif untuk membangun ketangguhan petani.

Sidi menjelaskan, dengan pendekatan inklusif dan berbasis bukti, seluruh mitra akan saling bergandeng tangan untuk mendorong transformasi pertanian Indonesia ke arah yang lebih adaptif, berkelanjutan, dan adil, ujar dia lewat keterangan tertulis, Ahad (1/5/2025).

Lewat program tersebut, para petani akan mendapatkan pelatihan tentang praktik pertanian cerdas iklim, seperti penggunaan varietas tanaman tahan kekeringan, penerapan sistem agroforestri, serta pemanfaatan teknologi digital untuk memantau cuaca dan iklim secara real time. Pelatihan dirancang agar sesuai dengan kondisi lokal dan mudah diakses oleh petani di daerah terpencil sekalipun.

Dari sisi akademik, Universitas Ghent menggandeng Universitas Brawijaya dan Universitas Hasanuddin akan melakukan riset terapan terkait pengembangan varietas tanaman yang tangguh, manajemen tanah berkelanjutan, serta metode budidaya yang efisien. Hasil riset ini tidak hanya akan memperkaya literatur ilmiah, tetapi juga langsung diuji coba di lapangan bersama petani melalui proyek percontohan di berbagai daerah.

Tak hanya dari aspek teknis, PT Supa Surya Niaga turut memberikan kontribusi penting dalam membuka akses pasar yang adil bagi petani.

Dengan membangun jalur distribusi ke pembeli-pembeli yang menerapkan prinsip perdagangan berkeadilan (fair-trade), para petani akan memperoleh insentif ekonomi atas praktik bertani yang berkelanjutan. Hal ini menjadi motivasi tambahan bagi petani untuk terus menjaga ekosistem dan kualitas hasil tani mereka.

Sidi menyampaikan, kolaborasi ini merupakan contoh nyata kerja sama global yang berbasis kepedulian terhadap komunitas akar rumput. Dia meyakini bahwa perubahan iklim yang notabene merupakan tantangan besar hanya bisa diatasi dengan jalur kolaborasi.

“Kami percaya, perubahan iklim adalah tantangan besar yang hanya bisa diatasi bersama. Konsorsium ini menunjukkan bagaimana akademisi, sektor swasta, dan komunitas dapat bersatu, saling belajar, dan saling menguatkan,” ujar Sidi.

Lebih lanjut, Sidi menekankan pentingnya menempatkan petani sebagai aktor utama, bukan objek pembangunan. Menurut Sidi, inisiatif justru datang dari komunitas lokal, bukan dari para begawan yang berada di menara gading.

“Inisiatif ini tidak datang dari atas, tetapi berangkat dari suara, kebutuhan, dan kekuatan komunitas lokal. Mereka bukan hanya sekadar menerima manfaat, tapi mereka juga yang akan memimpin kita ke arah perubahan,” tutur Sidi.

Peluncuran konsorsium ini menunjukkan bahwa Indonesia mengambil langkah penting dalam membangun masa depan pertanian yang lebih tangguh terhadap krisis iklim. Masa depan tersebut tidak lagi menjadi harapan jauh, tetapi sedang dirintis hari ini—dengan ilmu, solidaritas, dan keberpihakan pada rakyat kecil.

Sumber: https://esgnow.republika.co.id/berita/sx6bc9483/konsorsium-lintar-sektor-dukung-petani-kecil-indonesia-hadapi-krisis-iklim-part3

Tags: GEF SGP Indonesia, Kolaborasi, Mitra Lokal GEF SGP Indonesia, Tradisi Untuk Lingkungan
“HARMONI” – SEBUAH NAFAS...
GEF SGP Gandeng Universitas Gh...

Comments are closed

GEF SGP Indonesia

Jalan Alam Segar VII No.14, RT.6/RW.16,
Pd. Pinang, Kec. Kby. Lama, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 12310

Tentang GEF SGP Indonesia

    • Layanan

    • Media

    • Berita

Kontak Kami

Phone :

+62 21-720-6125

+62 21-727-90520

Whatsapp ( chat only ) :

+62 813-3350-4969

Email : info@sgp-indonesia.org

© GEF SGP Indonesia 2023