(+62) 21 720 6125 ︱ (+62) 21 727 90520

id_ID Bahasa Indonesia
id_ID Bahasa Indonesia en_US English

Join Us!

Instagram Facebook-f Linkedin-in Twitter
  • Beranda
  • SGP Indonesia
  • Proposal
  • Publikasi
    • Grantees Product
    • Berita
    • Buku / Terbitan
    • Fotografi
    • Laporan Mitra
  • Galeri
  • Panduan
  • Hubungi
  • Data Online

Menu Categories
  • Beranda
  • SGP Indonesia
  • Proposal
  • Publikasi
    • Grantees Product
    • Berita
    • Buku / Terbitan
    • Fotografi
    • Laporan Mitra
  • Galeri
  • Panduan
  • Hubungi
  • Data Online
  • Solar Panels
  • Wind Turbine
  • Biomass
  • Geothermal
  • Monocrystalline
  • Polycrystalline
Facebook Twitter Youtube Linkedin Whatsapp

Mitra GEF-SGP di Gorontalo Bahas Masukan Penting untuk Ranperda Tahura Gorontalo

27/02/2025 /Posted byadmin sgp





Kegiatan diskusi penting terkait penyempurnaan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) Taman Hutan Raya (Tahura) Gorontalo. (Foto: Dok. Renal)

(27/2) Habita.id – Mitra Global Environment Facility – Small Grants Programme (GEF-SGP) di Gorontalo menggelar diskusi penting terkait penyempurnaan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) Taman Hutan Raya (Tahura) Gorontalo. Dalam pertemuan ini, sebanyak 12 masukan konstruktif dari berbagai akademisi, lembaga riset, serta masyarakat disampaikan guna memperkuat regulasi dan memastikan pengelolaan Tahura yang berkelanjutan.

Masukan-masukan tersebut terungkap dalam diskusi multi-stakeholder yang membahas isu-isu strategis di Taman Hutan Raya (Tahura) BJ Habibie. Diskusi ini diselenggarakan selama dua hari, pada tanggal 24-25 Februari 2025, bertempat di lantai 3 Gedung Bapppeda Provinsi Gorontalo.

Acara ini merupakan hasil kolaborasi antara Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Gorontalo, Lembaga Pendidikan Penelitian, dan Pengabdian pada Masyarakat (LP3M) Universitas Gorontalo, dan Woman Institute Research and Empowerment (WIRE) Gorontalo, yang menjadi mitra Global Environment Facility Small Grants Programme (GEF SGP), United Nations Development Programme (UNDP), serta Yayasan Bina Usaha Lingkungan (YBUL).

Prof. Amir Halid, dari Universitas Negeri Gorontalo (UNG), menekankan bahwa pengesahan Ranperda di DPRD memerlukan pendekatan politis yang pragmatis. Ia juga menggarisbawahi pentingnya penguatan kelembagaan UPTD Tahura agar kawasan ini dapat dikelola sebagai satu kesatuan ekosistem yang mencakup aspek sosial, ekonomi, dan ekologi.

Rosyid Azhar, dari Agraria Institut, memberikan masukan terkait partisipasi masyarakat dalam pengelolaan hutan. Ia mencatat bahwa populasi babi hutan dan babi rusa semakin berkurang, sementara monyet macaca justru menjadi hama bagi petani sekitar hutan. Selain itu, ia juga menekankan pentingnya menjaga keberadaan suku terasing, melestarikan budaya lokal, dan mengembangkan spesies padi lokal yang tahan kekeringan.

KTH Pabuto Nantu menyebutkan adanya konflik antara manusia dan satwa yang semakin meningkat, dengan empat kasus terbaru di sekitar hutan konservasi. Mereka juga menyoroti kebutuhan akses jalan yang lebih baik serta harga kebutuhan hidup yang masih tinggi bagi masyarakat sekitar hutan.

Yayu Indriati Arifin, dari LP2M-UNG, menegaskan pentingnya kepastian hukum lahan untuk menghindari konflik di masa depan. Ia merekomendasikan sistem punishment dan reward dalam upaya perlindungan hutan. Sementara itu, Bunaeri, dari Marsudi, menyoroti perlunya edukasi masyarakat terkait illegal logging dan perambahan hutan.

Mustamin Ibrahim, dari PKEPKL, mengusulkan agar pengelolaan Tahura didorong ke tingkat provinsi untuk memperkuat koordinasi. Ia juga menyoroti masalah penambangan liar serta dampak negatif alat berat di sekitar hutan konservasi. Selain itu, ia mendorong penerapan sistem tanaman campuran dalam pertanian, mengingat sawit dan jagung memiliki dampak yang berbeda terhadap lingkungan dan ekonomi.

Masyarakat Desa Pangahu melaporkan bahwa kegiatan pertanian di sekitar hutan menyebabkan kekurangan air, yang menjadi tantangan utama dalam pengelolaan sumber daya alam. Sementara itu, Dinas Pertanian Kabupaten Gorontalo menyarankan diversifikasi tanaman selain jagung, termasuk pengembangan gula aren sebagai potensi ekonomi lokal.

Pusat Studi Hukum IAIN menekankan pentingnya penegakan hukum dan landasan filosofis dalam penyusunan Ranperda. Mereka juga menyarankan agar partisipasi masyarakat dimasukkan dalam regulasi. Di sisi lain, Fatra Hala dari WIRE-G menekankan bahwa sumber pendanaan untuk implementasi Ranperda harus jelas agar kebijakan dapat berjalan efektif.

Siti, perwakilan UMKM, menyoroti pentingnya kebanggaan masyarakat Gorontalo terhadap produk lokal seperti kopiya karanji dan mendorong pengembangan tanaman buah-buahan untuk mendukung ekonomi petani di sekitar Tahura.

Dengan berbagai masukan ini, diharapkan Naskah Akademik dan Ranperda Tahura Gorontalo dapat semakin komprehensif, tidak hanya dalam aspek konservasi, tetapi juga dalam menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat sekitar.

Sumber: https://hibata.id/mitra-gef-sgp-di-gorontalo-bahas-masukan-penting-untuk-ranperda-tahura-gorontalo/

Tags: GEF SGP Indonesia, Gorontalo, Knowledge Management and Communication (KMC), Mitra Lokal GEF SGP Indonesia
Diskusi Penguatan Ranperda Tam...
Demplot Desa Bontula Ditanami ...

Comments are closed

GEF SGP Indonesia

Jalan Alam Segar VII No.14, RT.6/RW.16,
Pd. Pinang, Kec. Kby. Lama, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 12310

Tentang GEF SGP Indonesia

    • Layanan

    • Media

    • Berita

Kontak Kami

Phone :

+62 21-720-6125

+62 21-727-90520

Whatsapp ( chat only ) :

+62 813-3350-4969

Email : info@sgp-indonesia.org

© GEF SGP Indonesia 2023