Terdapat satu program unik yang dilakukan oleh mitra GEF SGP Indonesia fase 7 dalam memajukan ketahanan pangan dan pemanfaatan lahan di Pulau Sabu dan Raijua melalui Kebun Gizi Keluarga yang telah dikembangkan sejak Agustus tahun 2023 dengan memanfaatkan pekarangan rumah.
Permukaan wilayah Kabupaten Sabu Raijua yang sebagian besar terdiri dari bukit-bukit kapur dan juga kondisi alam yang kering serta langkanya air karena kemarau berkepanjangan berhasil dimanfaatkan oleh beberapa keluarga binaan mitra Kupang Batanam menjadi kebun gizi keluarga untuk menanam berbagai varietas pangan di pekarangan rumah.
Pemanfaatan Pekarangan Rumah sebagai Kebun Gizi Keluarga
Kebun gizi keluarga tersebut merupakan penggabungan inovasi terpadu sehingga dapat dengan optimal tumbuh di pekarangan rumah diantaranya adalah penggunaan filter air limbah rumah tangga, pembuatan eco enzim, Pupuk Organik Cair (POC) dari sampah organik rumah tangga dan Biopestisida dari daun pahit, dan pengaplikasian bahan tribio pada bedeng tanam. Semua inovasi tersebut diajarkan oleh para ahli yang difasilitasi oleh Kupang Batanam agar para ibu rumah tangga dapat membuatnya sendiri dengan memanfaatkan limbah dan juga bahan yang tersedia di alam bebas.
Berbagai tanaman pangan telah tampak subur dan berkembang di beberapa pekarangan rumah di Desa Matei, Desa Pedero, dan Desa Eliogo, yaitu sayur kangkung, bayam, kacang panjang, cabai, sawi dan pare.
Hal ini tentu sangat membantu masyarakat Pulau Sabu dan Raijua terlebih apabila masyarakat sedang mengalami kekeringan dan keterbatasan air, pengeluaran akan sayuran akan melambung tinggi ke harga Rp 10.000 sampai Rp 15.000 perikatnya karena keterbatasan panen sayuran. Terkadang, saat musim kemarau berkepanjangan karena curah hujan yang rendah, masyarakat Pulau Sabu Raijua masih harus mendatangkan sayur dari luar pulau.
Kondisi ini menjadi salah satu hal yang harus dimanfaatkan bagi masyarakat Pulau Sabu Raijua terlebih dalam menjaga ketahanan pangan dari level keluarga. Terlebih dalam mengembangkan sebuah kebun ketahanan pangan di pekarangan yang dapat adaptif terhadap iklim.