Bulukumba (31/10). Ecological Observation and Wetland Conservation (Ecoton) didukung GEF SGP Indonesia laksanakan ‘Workshop Green Business Planning DAS Balantieng’ di Hotel Agri Bulukumba sejak 31 Oktober 2024 hingga 1 Oktober 2024.
Workshop tersebut termasuk dalam program Aksi Balantieng yang bertujuan untuk mengajak komunitas sungai. Kelompok, dan pelajar Kabupaten Bulukumba dalam berkolaborasi melestarikan ekosistem Daerah Aliran Sungai (DAS) Balantieng melalui pencegahan pencemaran plastik dengan menerapkan gaya hidup minim plastik dan pemilahan sampah di rumah tangga.
GEF SGP Indonesia: Green Business Solusi Atasi Permasalahan Lingkungan dan Ekonomi Masyarakat
Mewakili GEF SGP Indonesia, Hery Budiarto sebagai Program Asisten Finance GEF SGP Indonesia dalam sambutannya menyebutkan bahwa kegiatan workshop tersebut merupakan salah satu aktivitas dari Yayasan Ecoton yang tidak hanya memberikan pemahaman green business yang berfokus pada keuntungan keuntungan saja.
“Kegiatan ini, tujuannya tidak hanya pada bagaimana pengembangan ekonomi kepada masyarakat melalui komunitas saja, akan tetapi kegiatan ini diharapkan dapat menjadi langkah untuk memberikan perlindungan lingkungan yang meliputi air, udara, tanah dan ekosistem,” jelas Hery.
Ecoton: Toko Refill dapat Jadi Solusi atasi Permasalahan Sampah Produk Sachet di Aliran Sungai Bantieng
Directur Ecoton, Daru Setyorini menjelaskan bahwa kegiatan workshop kali ini merupakan kombinasi antara penerapan gaya hidup minim sampah plastik dan pelatihan green business sebagai upaya untuk mengurangi pencemaran sampah plastik yang bermanfaat untuk ekonomi masyarakat.
Green Business atau juga disebut bisnis hijau merupakan sebuah konsep bisnis yang memperhatikan faktor sosial, ekonomi dan lingkungan di dalam menjalankan bisnis. Green business memiliki sebuah pendekatan bisnis dengan memikirkan dampak dari kerusakan lingkungan agar terjadi keberlanjutan ketersediaan sumber daya alam.
“Saat ini, jenis sampah plastik yang paling banyak mencemari lingkungan adalah kemasan produk sachet karena produk tersebut membanjiri konsumsi masyarakat. Salah satu solusi yang diberikan melalui workshop ini adalah memberikan wawasan gaya hidup minim sampah plastik dan penerapan green business melalui konsep Toko Refill kepada komunitas sehingga dapat mengurangi penggunaan produk sachet di lingkup masyarakat,” jelasnya.
Workshop ini juga menghadirkan pemateri-pemateri yang merupakan praktisi di bidang green business dan juga aktivis lingkungan di antaranya; Rahyang Nusantara dari Diet Plastik Indonesia yang merupakan merupakan praktisi kelola sampah yang mendampingi Kabupaten dan Kota seluruh Indonesia dalam menyusun dan menerapkan peraturan pembatasan plastik sekali pakai. Tidak hanya itu, Ia juga salah satu penyusun peta jalan sistem guna ulang dan isi ulang bersama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Selain itu, hadir juga sebagai pemateri yang merupakan aktivis lingkungan dari Makara Belanda, Christa Nooy yang memaparkan tentang cerita penerapan guna ulang dan isi ulang (refill) di Eropa dan bagaimana pengembangan green business telah memberikan dampak yang signifikan dalam mengurangi plastik serta membangun partisipasi perempuan dalam pengelolaan sungai.
Para peserta juga mendapatkan pelatihan menyusun rencana bisnis yang dipandu Anindiya dari Teras Mitra. Pelatihan tersebut memfokuskan peserta dapat membuat sebuah Business Model Canvas yang bertujuan agar para peserta mendapatkan gambaran dan juga pendampingan dalam memulai usaha Toko Refill di wilayahnya masing-masing.
Ecoton dalam Aksi Balantieng telah mencanangkan aksi-aksi pengurangan sampah dan mitigasi pengelolaan sampah di DAS Balantieng yang akan dilakukan selama satu tahun melalui dukungan dari GEF SGP Indonesia. Pembatasan plastik sekali pakai dengan menerapkan sistem “Toko Refill”, Pemilahan sampah di perkampungan, sekolah dan komunitas Sungai Balantieng dalam program ‘Kawasan Merdeka’ serta berbagai model pelibatan aksi partisipatif masyarakat lainnya yang harapannya dapat mencegah polusi plastik di perairan sungai Balantieng secara berkelanjutan.