Kendal (16/12). Pertemuan Lingkar Belajar Community Organizer DAS Bodri merupakan wadah bagi para mitra GEF SGP Indonesia fase 7 untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman (sharing knowledge dan lesson learn) terkait program yang telah dijalankan. Pertemuan ini juga menjadi forum diskusi untuk menemukan solusi bersama. Pertemuan lingkar belajar yang dilaksanakan di pengujung tahun tersebut bertempat di Hutan Edukasi yang diinisiasi oleh Fordas Bodri yang berlokasi di Desa Sidodadi, Kecamatan Patean, Kabupaten Kendal pada Senin (16/12).
Pertemuan lingkar belajar tersebut membahas inisiatif-inisiatif yang telah dilakukan mitra GEF SGP Indonesia Fase 7 dalam memajukan pembangunan berkelanjutan di sebagian wilayah DAS Bodri. Diskusi yang dilakukan menyoroti berbagai proyek yang bertujuan untuk meningkatkan mata pencaharian, melestarikan sumber daya alam, dan mendorong pemberdayaan masyarakat.
Mewakili tuan rumah, Ketua Fordas Bodri Hernowo menyampaikan rasa syukurnya atas antusias rekan mitra GEF SGP Indonesia yang telah senantiasa untuk berkumpul meskipun beberapa di antaranya telah menyelesaikan masa programnya.
“Meskipun kita hanya berlatar belakang menjalani program yang sama, akan tetapi komunikasi baik untuk menjaga kelestarian lingkungan melalui pemberdayaan masyarakat ini harus terus dilanjutkan dan harapannya bisa saling menghubungkan kerjasama dalam mengembangkan masyarakat di wilayahnya masing-masing,” ucapnya.
Mewakili lembaga payung yang menaungi dan mendampingi mitra-mitra GEF SGP Indonesia di wilayah DAS Bodri, Manajer Proyek Arupa, Rosikhul Ilmi menyampaikan bahwa inisiasi pertemuan tersebut adalah untuk menghubungkan mitra-mitra GEF SGP Indonesia yang terbagi menjadi empat siklus agar dapat saling memberikan masukan dan berbagi pengalaman baik selama menjalani program.
Selanjutnya kegiatan diisi dengan sharing session, para peserta berbagi pengalaman mereka dalam menerapkan solusi inovatif untuk mengatasi tantangan mendesak seperti deforestasi, erosi tanah, dan pengelolaan limbah. Dari proyek agroforestri hingga inisiatif ekowisata, upaya yang dipimpin masyarakat ini telah menunjukkan kekuatan aksi yang berasal dari akar rumput.
Salah satu tema umum yang muncul dari pertemuan tersebut adalah pentingnya pertanian berkelanjutan. Banyak komunitas telah mengadopsi praktik pertanian organik, mengembangkan kebun komunitas, dan membangun rantai nilai untuk produk lokal. Dengan mendiversifikasi sumber pendapatan mereka dan mengurangi ketergantungan mereka pada input kimia, komunitas ini meningkatkan ketahanan pangan dan meningkatkan kesehatan tanah.
Area fokus lainnya adalah ekowisata. Beberapa komunitas telah mengembangkan atraksi wisata berbasis alam, seperti jalur pendakian, homestay berbasis komunitas, dan pusat pendidikan. Inisiatif ini tidak hanya menghasilkan pendapatan bagi penduduk setempat tetapi juga mempromosikan konservasi dan pelestarian budaya.
Namun, para peserta juga menyoroti tantangan yang mereka hadapi, termasuk akses terbatas ke pasar, kurangnya sumber daya keuangan, dan kebutuhan akan peningkatan kapasitas. Untuk mengatasi tantangan ini, masyarakat menekankan pentingnya kolaborasi dan kemitraan dengan lembaga pemerintah, LSM, dan sektor swasta.
Di akhir sesi diskusi, Program Asisten GEF SGP Indonesia, Hery Budiarto, menyampaikan pentingnya menyebarluaskan berbagai kegiatan positif yang telah dilakukan oleh mitra ke khalayak luas. Hal ini tidak hanya untuk berbagi praktik baik, tetapi juga untuk meningkatkan partisipasi masyarakat.
“Kami melihat banyak cerita baik yang telah disampaikan pada diskusi hari ini. Harapannya teman-teman dapat mendiseminasikan cerita-cerita baik ini melalui media sosial atau melalui media online sehingga yang awalnya berupa kegiatan baik dapat menjadi aksi baik yang akan dilakukan oleh masyarakat luas,” jelasnya.
Hadir sebagai perwakilan implementing agency GEF SGP Indonesia, Program Finance Associate UNDP Riana Hutahayan menekankan pentingnya kolaborasi dan akses untuk meningkatkan skala program yang ada.
“Saya melihat banyaknya potensi yang telah didiskusikan oleh para mitra, meskipun dana hibah yang tersedia sangatlah terbatas, Kami mengharapkan teman-teman bisa saling berkolaborasi terlebih untuk mengembangkan program ini agar dapat sustain. Sehingga meskipun program telah selesai, program ini dapat terus bermanfaat bagi masyarakat hingga seterusnya,” tambah Riana.
Saat pertemuan berakhir, para peserta menyatakan komitmen mereka untuk melanjutkan upaya mereka untuk menciptakan komunitas yang lebih berkelanjutan dan tangguh. Inisiatif ini diharapkan dapat mengembangkan potensi gerakan akar rumput untuk mendorong perubahan positif dan berkontribusi pada masa depan yang lebih berkelanjutan.