Media – Wartanusantara.id – Terasmitra menyelenggarkan diskusi dengan mengangkat tema “Zero Waste, Selamatkan Bumi.” Diskusi ini menghadirkan Wiraswati Yuliani (Lawe Indonesia), Ali Abdullah (Founder Warung 1000 Kebun), Pranandya Wijayanti (External Relation Manager EwasteRJ), dan Chandra Paramita (Manager PT. TES-AMM) sebagai narasumber. Penanggap dalam diskusi ini adalah Agus Supriyanto (Kepala Seksi Bina Peritel, Direktorat Pengelolaan Sampah, KLHK). Sedangkan yang menjadi moderator dalam diskusi ini adalah Zulfikar (CEO BaGoes). Diskusi berlangsung Sabtu, 30/01/2021 dari pukul 10.00-12.00 WIB, via zoom meeting.
Indonesia adalah salah satu negara penghasil sampah terbesar di dunia, bahkan pada tahun 2019 lalu, Indonesia menghasilkan sebanyak 190.000 ton sampah setiap hari. Kabar malang kerap kita dengar dari laut, binatang laut ditemukan mati di pinggir pantai dengan kondisi tubuh dipenuhi sampah. Persoalan sampah ini harus segera ada solusinya. Sampah telah menjadi ancaman serius bagi semua kehidupan makhluk di bumi.
Saat ini, sebagian masyarakat sudah mulai melakukan gerakan Zero Waste. Zero Waste adalah suatu gerakan untuk tidak menghasilkan sampah dengan cara mengurangi kebutuhan, menggunakan kembali, mendaur ulang, bahkan membuat kompos sendiri dari sampah. Gerakan ini sebenarnya tidak hanya berefek pada lingkungan, tetapi juga bisa membuat kita lebih menghemat pengeluaran. Misalnya dengan tidak membeli minuman dalam kemasan artinya kita tidak menghasilkan sampah kemasan dan tidak mengeluarkan uang untuk membeli minuman. Sebagai gantinya, selalu membawa botol minuman ke manapun kita pergi.
Dalam diskusi tersebut Ali Abdullah menerangkan bahwa kita sudah mendapatkan sesuatu yang terbaik dari alam, kalau ada waste kita tidak boleh membuang begitu saja. Saat ini warung 1000 kebun juga mengembangkan eco enzyme.
“Sampah itu kita hasilkan sendiri, jangan serahkan ke pemerintah, jangan serahkan ke tukang sampah. Karena kalau rumah-rumah yang skala kecil sudah bisa mengelola sendiri gak akan ada problem itu.” Ungkap Founder Warung 1000 kebun tersebut.
Di sisi lain, Pranandya Wijayanti dari External Relation Manager EwasteRJ menyampaikan bahwa bahaya lainnya adalah sampah elektronik atau yang dikenal dengan e-waste. Sampah elektronik masuk di dalam bahan yang berbahaya dan beracun.
“Komunitas EwasteRJ hadir untuk melakukan kampanye tentang bahaya e-waste. Kami juga menyediakan tempat pengumpulan, jadi teman-teman bisa megumpulkan sampah-sampah elektronik yang ada di rumah. Kemudian akan didaur ulang oleh perusahaan pengolah khusus sampah elektronik yang memang tersertifikasi oleh KLHK. Untuk saat ini kami masih fokus di Jawa.” Tutur wanita yang akrab disapa Nandya tersebut.
TM Share saat ini sudah memasuki volume ke-82. TM Share adalah program yang dibuat Terasmitra sebagai ruang berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam pengelolaan kekayaan alam di Indonesia. TM Share diselenggarakan secara reguler dua kali seminggu melalui platform instagram live dan zoom meeting. Program ini dimulai sejak April 2020, sesaat setelah Covid-19 mewabah di Indonesia.
Sedangkan, Terasmitra adalah perkumpulan lembaga dan komunitas wirausaha mandiri pasca program hibah Global Environmental Facilities Small Grant Programme (GEF SGP). Terasmitra berdiri pada 11 Januari 2011. Anggota Terasmitra tersebar di 12 provinsi, terdiri dari 66 mitra dan 73 komunitas dampingan. Visi Terasmitra yakni menjadi platform layanan yang memberikan dukungan efektif untuk menumbuhkan dan mengembangkan kewirausahaan sosial komunitas demi kesejahteraan warga dan keselamatan lingkungan yang berkelanjutan. (Presrelease/WS/Red)