LembagaToudani
URAIAN PELAKSANAAN PROYEK
Dijaga dan di tingkatkannya wilayah tutupan hutan lindung, hutan adat, dan peningkatan praktik praktik pemanfaatan sumber daya yang berkelanjutan.
FGD dengan pemilik lahan terkait rencana penanaman pohon pada daerah sumber mata air dan bantaran kali.
Musyawarah desa mengenai kesepakan penanaman pohon pada daerah sumber mata air dan bantaran kali.
Proses pembutan rumah bibit bersama dengan anggota karang taruna desa Horuo dan pengumpulan bibit.
Penanaman 2500 pohon pada daerah sumber mata air dan bantaran kali di Desa Horuo.
Proses pemeliharaan dan penyulaman pohon.
Meningkatnya ketahanan pangan masyarakat melalui kegiatan pertanian yang lebih baik dan berkelanjutan.
Pembuatan demplot berbasisi pertanian ramah lingkungan bersama kelompok anak muda.
Proses panen pertama dari demplot berbasis pertanian ramah lingkungan.
Pelatihan diversifikasi produk berbahan dasar sagu (biskuit sagu kelor).
Meningkatnya pengetahuan dan terobosan di bidang pertanian untuk mendukung peningkatan ketahanan pangan masyarakat melalui kerjasama dengan berbagai pihak yang memiliki kompetensi terkait, dan revitalisasi pengetahuan lokal tentang pengelolaan sumberdaya alam.
Praktek pembuatan olahan pangan berbahan dasar pangan lokal bersama kelompok perempuan.
CAPAIAN KEGIATAN
- Adanya nota kesepahaman tentang perlindungan daerah sumber mata air dan bantaran kali.
- Terlaksananya penanaman 2500 pohon lokal (2,5 Ha) di daerah sumber mata air dan bantaran kali dengan melibatkan 368 orang dari berbagai pihak.
- Adanya satu lahan demplot pangan lokal berbasis pertanian ramah lingkungan seluas 20 x 30 meter yang dikelolah bersama oleh mitra dan salah satu anggota masyarakat.
- Adanya demplot pertanian ramah lingkungan seluas 15 x 10 meter yang dibuat bersama dengan kelompok anak muda.
- Adanya dokumentasi tentang budidaya pangan lokal utama masyarakat desa Horuo.
- Adanya transfer pengetahuan antara sesama anggota kelompok dalam pengolahan pangan lokal yang dilakukan bersamaan ketika praktek pengolahan pangan lokal.
- Adanya sekolah (MTs Mantigola) yang akan menggunakan modul.
CAPAIAN KEGIATAN
- Terlaksananya beberapa jenis pelatihan.
- Pelatihan pembuatan tungku hemat kayu bagi masyarakat desa Horuo dan menghasilkan 32 unit tungku.
- Pelatihan diversifikasi produk berbahan dasar sagu (biskuit sagu kelor).
- Pelatihan pembuatan nata de coco.
- Pelatihan pertanian ramah lingkugan.
DAMPAK PROYEK
- Adanya kesadaran dari pemilik lahan tetang pentingnya melindungi daerah mata air dan bantaran kali.
- Terdorongnya eksistensi aturan adat terkait perlindungan daerah mata air dan bantaran kali.
- Adanya ketertarikan dari masyarakat untuk juga ikut menanam pohon, terbukti dengan adanya permintaan bibit untuk ditanam pada lahan milik sendiri.
- Salah satu sekolah mau menggunakan modul tentang pangan lokal dan berkomitmen untuk pembuatan kebun sekolah yang ramah lingkungan sebagai media belajar siswa dan masyarakat sekitar.
- Adanya kesadaran masyarakat bahwa praktek pertanian yang diwariskan oleh orang tua selama ini merupakan sistem pertanian yang ramah lingkungan, misalnya menyimpan rumput yang dicabiut pada sela tanaman untuk menjaga kelembaban tanah.
DAMPAK PROYEK
- Meningkatnya keterampilan masyarakat yang mengikuti pelatihan.
- Pemulian jenis pangan lokal sebagai penjamin ketersedian varian pangan lokal lewat demplot pangan lokal.
- Menurunnya penebangan sagu (rumbia) yang bertujuan untuk perluasan lahan pertanian, karena rumbia sudah menjadi salah satu sumber pangan.
- Adanya saling tukar pengetahuan dari anggota kelompok perempuan terkait pengolahan pangan lokal lewat praktek – praktek bersama dalam pengolahan pangan lokal.
PENGALAMAN TERBAIK
Keterlibatan dan antusias banyak pihak dalam kegiatan penanaman pohon di daerah mata air dan bantaran kali.
Pendokumentasian pangan lokal yang meski masih terdapat banyak kekurangan menjadi pengalaman yang luar biasa bagi kami untuk mendokumentasikan kearifan leluhur kami dalam ketahan pangan.
KEBERLANJUTAN PROYEK/KEGIATAN
- Adanya kepedulain dari pemilik lahan, terbukti dengan tidak ditebangnya bibit pohon yang sudah ditanam dan adanya laporan dari pemilik lahan ketika ditemukan bibit pohon yang mati pada lahan miliknya.
- Adanya sekolah ( MTs Mantigola) bersedia dan berkomitmen untuk menggunakan modul sebagai salah satu panduan pembelajaran muatan lokal di sekolah dan pembuatan kebun sekolah yang ramah lingkungan sebagai media belajar siswa dan masyarakat sekitar.
- Anggota kelompok perempuan bersedia menjadi narasumber untuk pengolahan pangan lokal dan mengikuti lomba olahan pangan lokal.
- Masyarakat yang menjadi mitra untuk mengelolah demplot pangan lokal akan melanjutkan dengan menanmbah jenis pangan untuk ditanam kembali.
- Ada peserta pelatihan yang memproduksi biskuit sagu kelor untuk di pasarkan.
- Ada anggota kelompok yang secara mandiri membuat kebun sayur sendiri dengan sistem pertanian ramah lingkungan.
- Ada kelompok masyarakat yang mampu menjadi narasumber untuk budidaya dan pengolahan pangan lokal.
Media dan Publikasi