Umah Melajah ini merupakan suatu bentuk etalase Desa Ped yang menyajikan tentang bagaimana pelestarian dan metode pewarisan seni budaya terhadap generasi muda. Disamping itu juga dilakukan pewarisan budaya peduli terhadap lingkungan dengan melakukan pengolahan ataupun pemilahan sampah.
Umah Melajah sebagai konsep etalase budaya dan lingkungan Desa Ped, menyajikan berbagai macam kegiatan seperti pelestarian dan pewarisan seni tari dan tabuh, seni tembang, dan seni kerajinan sarana upacara adat. Anak-anak di Umah Melajah diajarkan mengenai tarian Bali, dari teknik dasar sampai pada tari pertunjukkan. Setiap akhir pekan mereka berlatih seni tari Bali. Kegiatan latihan ini membuat mereka sadar akan pentingnya melestarikan seni tari Bali.
Seni tari Bali selain untuk pertunjukkan juga dipergunakan dalam pendukung kegiatan upacara adat. Anak-anak yang belajar menari sangat antusias belajar, apalagi mereka akan berkesempatan “ngayah” dalam kegiatan upacara Adat. Ngayah disini artinya menari tanpa mengharapkan imbalan yang dilakukan dengan rasa tulus ikhlas. Filosofi ngayah ini merupakan hal yang dipegang oleh seniman Bali. Gerakan-gerakan tari Bali mengandung makna dan energi tertentu yang memberikan kekuatan pada si penari memunculkan Taksunya “kewibawaan dan keagungan tarian”.
Di Umah Melajah, anak-anak belajar menari di rumah bundar dan panggung. Pada malam hari, setiap akhir bulan dilakukan pentas tari di Umah Melajah. Kegiatan ini ditonton oleh orang di sekitar dan pendatang. Anak-anak di kelas tari biasanya diundang dalam kegiatan upacara adat dan sesekali menari di tempat wisata. Salah satu tarian yang mereka pelajari adalah tarian Gandrung yang merupakan tari khas dari Desa Ped. Anak-anak ini pada aktivitas lainnya juga dapat melatih para wisatawan yang datang ke Desa Ped, sehingga mereka semakin antusias karena dapat berkomunikasi langsung dengan wisatawan.
Selain menari, anak-anak di umah melajah dapat mempelajari seni tabuh. Seni tabuh merupakan seni memainkan gamelan. Seni ini merupakan aktivitas yang dibutuhkan oleh seniman tari untuk meningkatkan performance tariannya. Berbagai instrumen gamelan dipelajari oleh anak-anak, dari rindik, gangsa, kendang, dan suling. Anak-anak belajar dari teknik dasar memainkan gamelan, menyeleraskan nada dengan instrumen lainnya, dan pertunjukkan dengan tarian Bali secara langsung. Anak-anak selain beinteraksi antar komunitas seni, mereka juga belajar melatih wisatawan yang tertarik memainkan gamelan Bali.
Dalam hal pelestarian kerajinan tangan yang berhubungan dengan dukungan terhadap upacara adat di Desa Ped, Umah Melajah ini juga melakukan kgiatan pewarisan kepada anak-anak dan generasi muda. Pewarisan tersebut seperti menganyam klangsah, klakat, sampian, sanggah cukcuk, dan perlengkapan lainnya. Dengan adanya kegiatan ini, mereka lebih memaknai dan terampil membuat berbagai perangkat upacara adat. Generasi muda merasakan bagaimana mereka membuat perlengkapan upacara adat dan menularkannnya kepada pada orang lain agar tetap melestarikan perlengkapan upacara adat. Sampian yang mereka buat dalam rangka menyambut hari raya galungan yang akan dipasang pada penjor.
Di Umah Melajah, selain belajar budaya dan adat Bali, mereka belajar juga tentang budaya mengelola sampah dan belajar tentang energi terbarukan. Pengelolaan sampah di rumah belajar menanamkan karakter pada anak agar melakukan pemilahan sebelum dibawa ke TPST atau TPA. Anak-anak dikenalkan dan diajarkan bagaimana mereka menjadi relawan dalam sosialisasi pemilahan sampah di rumah tangga. Dari kegiatan ini, mereka berhasil mengajak orang tuanya untuk melakukan pemilahan sampah di rumahnya masing-masing. Selain sampah, mereka juga dikenalkan mengenai energi terbarukan, pertanian dan peternakan. Sehingga hal ini memberikan mereka bekal ke depannya sebagai generasi penerus bangsa agar selalu melestarikan seni dan budaya serta peduli terhadap lingkungan.