Tak pernah seumur-umur warga Sebadak Raya bertikai dengan desa tetangganya, Pangkalan Suka. Apalagi dulunya dua desa ini menyatu, satu keluarga. Tapi sejak masuknya perusahaan kelapa sawit dua tahun lalu, dua desa ini berseteru hingga kini. Dulunya nenek moyang dua desa itu tinggal bersama di Dusun Kebuai. Kepala adat mereka kala itu dikenal dengan sebutan Demung, sementara pimpinan adal tertinggi disebut Mantir. Perebutan jabatan menjadi Mantir pada 1943 menjadi cikal bakal pembentukan dua desa yang kini berseteru. Saat itu, kedua anak kepala adat yaitu Rongas yang tertua, dan Songat yang lebih muda sama-sama ingin menggantikan ayahnya memimpin Dusun Kebuai. Dalam pemilihan itu, Rongas yang terpilih menjadi Mantir. Adiknya yang tak bisa menerima kekalahan lantas membawa keluarga dan pengikutnya pindah ke Tanjung Penjaluran, jaraknya sekitar 23 kilometer dari Kebuai. Di tempat baru, mereka beranak pinak hingga membentuk perkampungan baru bernama Sukamaju.