Muhammad Meisa, Majalah Kartini | 16/03/2016 13:30
MajalahKartini.co.id – Tradisi menenun telah menjadi salah satu tulang punggung ekonomi keluarga bagi masyarakat Desa Biboki, Kefamenanu, Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Barat (NTT). Salah satu perintis industri tenun di desa tersebut, Yovita Meta Bastian bercerita bahwa keahlian menenun para perempuan di desanya terus diturunkan kepada para generasi muda.
Saat ini, ia bersama masyarakat Biboki mengajarkan kembali keterampilan menenun kepada anak-anak sekolah dan mengenalkan arti tenun bagi masyarakat setempat. “Dari hasil menenun, anak-anak mendapatkan beasiswa untuk meneruskan sekolahnya,” kata Yovita saat menghadiri acara Cerita Tenun Tangan bertema ‘Weaving for Life’ di Bentara Budaya Jakarta, Senin (15/3).
Sebelumnya, Yovita sempat merasakan kekhawatiran tentang tradisi menenun yang semakin terancam oleh modernisasi dan perubahan gaya hidup masyarakat. Karena alasan itu pula, ia mendirikan Yayasan Tafean Pah yang berarti rumah dunia untuk mengorganisir para penenun dan melestarikan kearifan lokal masyarakat di lingkungan tempatnya tinggal.
Diawali dengan delapan penenun, kini Tafean Pah telah berkembang pesat dan melibatkan sekitar 400 penenun perempuan yang berasal dari 13 desa. Sementara sisanya terlibat di luar sektor industry tenun seperti pertanian, peternakan, dan industri kerajinan rumah tangga, baik laki-laki maupun perempuan.
https://majalahkartini.co.id/berita/menenun-asa-melalui-tradisi-kain-tenun-tradisional