Oleh :
(Famokossa)
( INS/SGP/OP6/Y2/STAR/BD/19/057 )
GEF-SGP PHASE IV
Outcome 1:
Dijaga dan ditingkatkannya pengelolaan wilayah laut Desa Palahidu Barat dan peningkatan praktik-praktik pemanfaatan sumber daya yang berkelanjutan.
Foto 1.1 : Musyawarah desa tentang rencana perlindungan wilayah laut. Kegiatan ini dilakukan untuk menentukan dan menetapkan kawasan yang akan dilindungi di Desa Palahidu Barat yaitu dari kollo sampela” sampai pusinu ou (Sampua Ina Wa Bake seluas 10 ha). Peserta yang hadir 44 Orang, Laki-laki: 25 orang, Perempuan : 19 orang( Juli 2019).
Foto 1.3 : Kegiatan pemasangan tanda batas daerah perlindungan wilayah laut yaitu dari kollo sampela” sampai pusinu ou(Sampua Ina Wa Bake) Desa Palahidu Barat. Kegiatan ini dilakukan agar Daerah perlindungan laut dapat diketahui masyarakat Desa Palahidu Barat dan masyarakat Binongko secara umum sebanyak 8 buah. Peserta yang hadir 19 Orang, Laki-laki: 15 orang, Perempuan : 4 orang (November 2019).
Foto 1.2 : Salah satu peta yang dipasang di baruga desa palahidu barat. Kegiatan ini dilakukan untuk memudahkan masyarakat mengetahui letak, luasan dan memudahkan orang mengetahui titik lokasi daerah perlindungan wilayah laut di Desa Palahidu Barat. Peserta yang hadir 11 Orang, Laki-laki: 9 orang, Perempuan : 2 orang (Desember 2020).
Foto 1.4 : Musyawarah kesepakatan konsep dan model perlindungan wilayah laut. Kegiatan ini dilakukan untuk menyepakati konsep dan model yang akan diterapkan di Daerah Perlindungan Laut yang turut di hadiri oleh Lurah, Kepala Desa serta perwakilan nelayan di dua Desa dan dua Kelurahan. Peserta yang hadir 60 Orang, Laki-laki: 53 orang, Perempuan : 7 orang (Desember 2019).
Outcome 2:
Dijaga dan ditingkatkannya wilayah tutupan hutan di area sumber mata air Tee kuala.
Foto 2.1 : Musyawarah desa kesepakatan perlindungan hutan di daerah mata air te’e kuala desa palahidu barat. Kegiatan ini dilakukan untuk menentukan lokasi penanaman 1.000 pohon lokal di area sumber mata air desa palahidu barat seluas 1 ha. Peserta yang hadir 48 Orang, Laki-laki: 13 orang, Perempuan : 35 orang (Juli 2019).
Foto 2.2 : Kegiatan penanaman 1.000 pohon lokal di Area sumber mata air Te’e Kuala Desa Palahidu Barat. Kegiatan ini diharapkan akar pohon dapat meminimalisir rasa air di sumber mata air Te’e Kuala. Peserta yang hadir 126 Orang, Laki-laki: 66 orang, Perempuan : 60 orang (Januari 2020).
Foto 2.3 : Pemakaian tungku hemat kayu bakar dalam rangka acara besar di masyarakat Desa Palahidu Barat.
Outcome 3:
Meningkatnya ketahanan panganlokal masyarakat melalui kegiatan pertanian yang lebih baik dan berkelanjutan.
Foto 3.1: Pembuatan Pupuk Kompos. Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan pengetahuan cara pembuatan pupuk kompos ramah lingkungan agar dapat diterapkan di lahan pertanian masyarakat Desa Palahidu Barat. Peserta yang hadir 27 Orang, Laki-laki: 5 orang, Perempuan : 22 orang (Oktober 2019).
Foto 3.3 : Praktek pertanian dengan menggunakan teknologi pertanian yang dipadukan dengan pengetahuan lokal bagi generasi muda di desa palahidu barat. kegiatan ini dilakukan untuk mentransfer pengetahuan kepada generasi muda tentang cara pembuatan kompos ramah lingkungan dan cara perlakukannya pada tanaman pangan lokal yang ditanam. Peserta yang hadir 32 Orang, Laki-laki: 17 orang, Perempuan : 15 orang (Januari 2020).
Foto 3.2: Penanaman Pangan lokal di Kebun percontohan (demplot). Kegiatan ini diharapkan akan memberikan contoh kepada masyarakat untuk diterapkan di kebun masyarakat desa palahidu barat. Peserta yang hadir 11 Orang, Laki-laki: 2 orang, Perempuan : 9 orang (Januari 2020).
Foto 3.4: Kebun percontohan (demplot) pangan lokal pertanian ramah lingkungan yang di kelola oleh kelompok Tani Desa Palahgidu Barat.
Outcome 4:
Menguatnya peran kelembagaan lokal untuk pengambilan keputusan partisipatif yang berpihak pada kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.
Foto 4.1 : Diskusi untuk Peningkatan kapasitas kepada lembaga lokal (Karang Taruna) Desa Palahidu Barat. Peserta yang hadir 46 Orang, Laki-laki: 17 orang, Perempuan : 29 orang (Januari 2020).
Foto 4.2 : Pelatihan peningkatan kapasitas lembaga lokal yang ada di desa palahidu barat. Kegiatan ini dilakukan untuk pengembangan kapasitas kepada staceholder dan kelompok permasyarakatan Desa Palahidu Barat. Peserta yang hadir 24 Orang, Laki-laki: 13 orang, Perempuan : 11 orang (Februari 2020).
CAPAIAN KEGIATAN
- Terbangunnya kesepahaman tentang rencana perlindungan wilayah laut Desa Palahidu Barat (semua stakeholder menyepakati rencana adanya wilayah perlindungan laut di wilayah Desa Palahidu Barat).
- Dari hasil musyawarah desa tentang rencana perlindungan laut antara pemilik kapal, nelayan, pemerintah desa, lembaga adat, taman nasional Wakatobi, masyarakat dan lembaga mitra telah melahirkan nota kessepahaman bersama dengan para pihak dan menyepkati lokasi wilayah laut yang akan dilindungi.
- Telah menetapkan letak dan luasan laut yang dilindungi yaitu yaitu dari “kollo sampela” sampai pusinu ou (Sampua Ina Wa Bake) seluas 10 ha.
- Adanya peta kawasan wilaayh perlindungan laut (Telah adanya peta lokasi wilayah perlindnungan wilayah laut yang di pasang di 5 titik yaitu di kelurahan Taipabu, Desa Makoro (Dusun Bante), Pelabuhan Desa Palahidu Barat, Baruga Desa Palhidu Barat dan Dermaga Kelurahan Rukwa dan Palahidu untuk memudahkan orang mengetahui letak wilayah laut yang dilindungi).
- Telah dilakukannya musyawarah kesepkatan tentang wilayah perlindungan laut dan musyawarah konsep dan model pengelolaan wilayah laut yang dilindungi.
- Tersosialisasinya daerah perlindungan wilayah laut di desa palahidu barat di dua desa dan 2 kelurahan yang disosialisasikan adalah lokasi daerah perlindungan laut yatitu yaitu dari “kollo sampela” sampai pusinu ou (Sampua Ina Wa Bake) seluas 10 ha dengan nama Tauri, model pengelolaan daerah perlindungan laut yaitu konsep pengelolaan buka tutup, dibuka setiap tahun pada acara adat henga-hengapa ( piknik) selama 1 hari selanjutnya ditutup lagi untuk acara adat tahun berikutnya dan penggunaan alat tangkap yang ramah lingkungan.
- Teridentifikasinya sumber mata air, kondisi lahan, pemilik lahan dan jenis pohon di area sumber mata air (teridentifikasinya sumber mata air te’e kauala yang rencana akan di tanami 1.100 pohon dengan kondisi lahan gersang bebatuan, semak belukar dengan jenis pohon disekitarnya adalah pohon sukun, pohon rita, pohon asam, pohon kedondong, pohon fola hutan dan pohon nangka selebihnya belukar dan tanaman jangka pendek).
- Terbangunnya kesepahaman tentang rencana penanaman 1.000 pohon di areal sumber mata air te’e kuala di desa palahidu barat ( semua stace holder menyepakati rencana adanya enanaman 1.000 pohon di areal sumber mata air te’e kuala di wilayah Desa Palahidu Barat).
- Telah melakukan musyawarah desa tentang rencana penanaman 1.000 pohon di area sumber mata air te’e kuala di Desa Palahidu Barat antara pemilik lahan, masyarakat, pemerintah desa dan lembaga mitra telah melahirkan nota kessepahaman bersama dengan para pihak dan menyepkati lokasi penanaman 1.000 pohon adalah di sumber mata air te’e kuala.
- Adanya tempat penyemaian seluas 10 x 15 M yang dibuat untuk tempat penyemaian benih 1.100 pohon lokal. (bibit pohon lokal yang disiapkan oleh masyarakat disemai di kebun bibi yang telah dibuat).
- Tertanamnya bibit 1.000 pohon lokal di area sumber mata air te’e kuala dngan seluas 1 ha.
- Terbuatnya 20 buah tungku hemat kayu bakar oleh kelompok dasawisma dan masyarakat lainnya (9 tungku tersebar di masyaraat dan 11 tungku dikelola oleh desa).
- Terlaksananya pelatihan pertanian ramah lingkungan unuk masyarakat petani dan masyarakat lainnya: (terselenggaranya pembuatan pupuk organik (padat dan cair) untuk meningkatkan kesuburan tanah dan mengurangi pola pertanian berpindah-pindah).
- Adanya kebun percontohan bagi masyarakat Palahidu Barat (Adanya kebun percontohan bagi masyarakat Desa Palahidu barat dengan menggunakan praktek pertanian ramah lingkungan sebagai sarana belajar bagi generasi muda/karang taruna yang dilakukan oleh kelopmok Famokossa bekerjasam dengan kelompok tani dan karang taruna Desa Palahidu Barat).
- Terselenggaranya pelatihan pengolahan produk makanan berbahan dasar pangan lokal oleh kelompok PKK dan dasawisma sehingga meningkatkan nilai pada produk olahan umbi-umbian (mengolah umbi-umbian sagu menjadi kerpik, kerpik daun singkong dan bolu lapis talas/tepung keladi).
DAMPAK PROYEK
Dampak Positif
- Masyarakat memiliki kesadaran abhwa perlu adanya suatu lokasi perlindungan laut yang dijadikan sebagai tempat bertelurnya ikan dan dijaga bersama karena terumbu karang yang sudah rusak akibat pengeboman dan aktifitas penangkapan yang tidak ramah lingkungan.
- Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk bersama-sama menjaga dan memelihara kelestarian dan keamanan wilayah laut di Desa Palahidu Barat terutama kawasan yang dilindungi.
- Adanya kesadaran dari masyarakat Palahidu barat dan stakeholder untuk menjaga kelestarian dan keamanan wilayah laut desa Palahidu Barat yaitu mereka telah melakukan 2 buah kapal luar yang melakukan aktivitas penagngkapan ikan dengan menggunkana kompresor di wilayah Palahidu Barat.
- Adanya peran serta masyarakat dalam proses pembibitan pohon lokal.
- Adanya peran serta masyarakat dan stakeholder terkait dalam proses penanaman 1000 pohon lokal.
- Dengan tungku hemat kayu bakar masyarakat pemanfaat tungku lebih memilih memask dengan tungku hemat energi.
- Kegiatan kampung seperti hajatan dan lainnya yang tadinya hanya menggunakan tungku biasa sekarang sudah menggunakan tungku dari hasil pelaithan yang menjadi milik bersama di desa.
- Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam pembuatan tungku hemat kayu bakar.
- Tumbuhnya kesadaran masyarakat untk tidak menggunkan pupuk yang berbahan kimia.
- Masyarakat telah memahami model pertanian ramah lingkungan yang memadukan antara teknologi dan pertanian lokal.
- PKK dan kelompok dasawisma mengetahui diversifikasi pengolahan produk berbahan dasar pangan lokal.
- Nelayan memahami cara penangan ikan paska tangkap sehingga dapat menjaga kualitas higenitas ikan.
- Meningkatkan peran serta kelembagaan dalam perencanaan pembangunan dan pengambilan keputsan yang berpiahk pada kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.
Dampak Negatif
- Timbul tanggapan masyarakat bahwa kita akan dibatasi ruang/wilayah untuk mencari ikan dan pemilik kapal beranggapan bahwa sudah tidak bisa lagi berlabuh di wilayah perlindungan laut sementara pada musim barat lokasi tersebut adalah tempat berlabuhnya kapal.
- Dengan adanya kegiatan ini sebagian masyarakat menganggap bahwa tidak diperbolehkan lagi untuk mengambil kayu untuk dijadikan sebagai bahan bakar di lokasi te’e Kuala.
PENGALAMAN TERBAIK
Foto: Penanaman 1.000 Pohon Lokal Yang dilakukan di sekitar sumber mata air Te’e Kuala Desa Palahidu Barat.
Foto: Pelatihan Ikan Paska Tangkap. Kegiatan ini dengan tujuan memberikan pengetahuan cara penanganan ikan paska tangkap kepada kelompok nelayan Sampua Maola Desa Palahidu Barat.
Foto: Pelatihan Pengolahan Produk Makanan Berbahan Dasar Pangan Lokal yang dihadiri oleh camat Binongko.
Foto: Prosesi pembuatan tungku hemat kayu bakar di Desa Palahidu Barat. Kegiatan ini dilakukan menekan penebangan pohon dan pemakaian kayu bakar yang berlebihan.
KEBERLANJUTAN PROYEK/KEGIATAN:
- Tumbuhnya kesadaran dari masyarakat Palahidu barat dan stace holder untuk menjaga kelestarian dan keamanan wilayah laut desa Palahidu Barat yaitu mereka telah melakukan 2 buah kapal luar yang melakukan aktivitas penangkapan ikan dengan menggunkana kompresor di wilayah Palahidu Barat.
- Adanya kegiatan transpalasi karang di wilayah ynang dilindungi yang dilkukan oleh SPKP Palahidu Barat yang didampingi oleh Taman Nasional.
- Tumbuhnya peran dan tanggung jawab masyarakat dalam menjaga terjadinya penebangan pohon lokal di area sumber mata air te’e Kuala.
- Adanya pengakuan dari Kepala Desa Palahidu Barat selaku pemilik lahan, setelah program GEF-SGP berakhir maka desa akan membentuk jadwal perawatan pohon yang telah di tanam kepada masyarakat yang nantinya akan dibahas bersama setelah program berakhir.
- Pembuatan tungku masuk dalam rancangan RKP Des.
- Adanya pengakuan dari Pemerintah Desa untuk pengadaan bahan pengawet ikan (pabrik es) di Desa Palahidu Barat.
Media dan Publikasi