Juli itu udara pagi di Mollo terasa dingin, meski matahari bersinar terik. Wajar, Mollo terletak di kaki Gunung Nausus, Timor Tengah Selatan (TTS). Tingginya mencapai 1200 meter dari permukaan laut. Tapi, itu tidak menghalangi Mama Maria (501 bercerita tentang masalah usaha tenun ikat sekarang ini.
“Sekarang usaha menenun susah nona. Pohon kapas sonde ada. Tanaman warna juga susah.’ kaia Mama Maria yang menenun sejak usia 12 tahun sambil tanpa henti memilin dan melinting kapas hingga menjadi benang.
Sekarang, Mama Maria dan teman-teman terpaksa menggunakan benang dan warna sintetis yang dibeli di pasar. Tentu, dengan harga tinggi. ‘Saya sebenarnya tidak suka. Karena warna sintetis tidak tahan lama dan cepat luntur.’kata Mama Maria yang perlu waktu dua bulan untuk menghasilkan satu helai kain tenun. Keluhan lain dari ibu yang berasal dari Amanatun ini tentang organisasi atau kelompok tenun di daerahnya.