Kedua wanita itu berdiri berhadapan, berdialog tanpa suara. Yang satu mengambil selembar kertas yang penuh dengan coretan angka dan penggaris logam berukuran 30 cm. Seorang lagi memegang tas jinjing yang baru saja selesai dijahit. Di lehernya tergantung seutas kain pengukur. Beberapa kali ia memasukkan meteran ke dalam tas jinjing itu. Jari-jarinya membentuk angka-angka simbolis. Perempuan pertama juga demikian. Ia mencocokkan angka yang tertera di kertas, dan mengukur tas yang baru. Tangannya menunjukkan angka yang berbeda.
Keduanya memeriksa kembali catatan di sketsa gambar. Perempuan kedua, Ouratul Aini (49) yang biasa disapa Bu Eni, tersenyum malu-malu. Ia salah dalam membaca ukuran. Sambil tersipu malu, ia menyatukan ibu jari dan jari telunjuknya, lalu menyentuhkan ujungnya ke lesung pipinya, mulutnya membentuk kata “maaf”. Perempuan lainnya, Dian Ritri Pratiwi (25) dengan pelan berkata, “Baca ukurannya lebih teliti lagi ya.”