Selama 20 tahun terakhir, Gorontalo telah menjadi saksi akan berbagai dampak perubahan iklim. Salah satu wajah krisis ini adalah menghilangnya sejumlah Daerah Aliran Sungai (DAS)—cekungan alami yang berfungsi menampung dan menyalurkan air hujan—di seluruh Gorontalo. Data geografis yang dikumpulkan oleh Badan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDAS-HL) menunjukkan hanya 27 dari 520 Daerah Aliran Sungai di seluruh Gorontalo yang masih berfungsi aktif; sisanya dalam kondisi kritis. Hal ini menyebabkan air sungai menjadi keruh pada musim penghujan, sementara kekeringan parah melanda ketika musim kemarau tiba. Zulkifli Mangkau Salah satu dampak dari krisis yang melanda Daerah Aliran Sungai ini tampak...