(1/9/2025) Di sudut ruang berdinding bata yang remang, cahaya lampu temaram menyorot wajah Maya. Dia tersenyum hangat. Kedua tangannya menengadah. Ada segenggam biji kopi robusta di kedua belah tangannya. Seolah, dia memperlihatkan hasil kerja yang ia banggakan. Maya lahir dalam kondisi spesial. Dia memiliki kekurangan dalam mendengar dan berbicara. Meski berkebutuhan khusus, remaja berusia 17 tahun asal Temanggung, Jawa Tengah, itu tampak percaya diri di tengah tumpukan biji kopi yang dipilih satu per satu. Ya, bagi Maya, biji kopi ini bukan sekadar hasil panen. Setiap butir yang dipilihnya adalah simbol harapan dan kemandirian. Dalam kesehariannya, Maya menghabiskan waktu memilah biji kopi robusta hasil panen petani... Continue reading

