Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Pikul NTT bermitra dengan OCD Beach and Cafe berserta beberapa mitra yakni Perkumpulan Pikul, Geng Motor Imut, CIS Timor, Komunitas Kupang Batanam, Komunitas Tani Organik Dalen Mesa, Perkumpulan Tafena Tabua, Yayasan Alfa Omega dan Yayasan Cemara melatih kelompok wanita untuk memberdayakan pangan lokal.
Direktur Pikul Torry Kuswardono di Pantai Uiasa, Kecamatan Semau, Kabupaten Kupang Sabtu (24/10) mengatakan Pikul terus mendorong kaum wanita agar mengolah pangan lokal seperti beras hitam Semau, jagung kuning Semau dan beberapa pangan lokal lain untuk jadi kuliner khas Semau yang dapat dinikmati oleh wisatawan saat berkunjung.
“Kita dorong mereka agar bahan atau pangan lokal dijadikan kuliner seperti kue dan berbagai makanan yang dapat dinikmati wisatawan, “ungkap dia.
Selain itu dorongan pemberdayaan pangan lokal masyarakat bagi kelompok perempuan di Desa Uiasa guna meningkatkan pendapatan kaum wanita. Ke depan Pantai Uiasa dikunjungi banyak wisatawan sehingga perlu pemberdayaan dini.
Dia menilai pantai Uiasa adalah pantai yang wisata alam laut, budayanya serta sejarah Semau juga ada di Desa Uiasa sehingga ia mendorong Desa Wisata diberdayakan penuh sebagai pelaku pariwisata.
Sementara Kepala Desa Uiasa Daud Neno Keba mengatakan Pantai Uiasa adalah salah satu pantai yang sangat berpotensi di Pulau Semau.
Pantai itu telah menorehkan banyak kenangan bagi masyarakat Desa Uiasa. Tahun 90-an lalu pantai itu ramai dikunjungi ratusan hingga ribuan wisatawan mancanegara dan domestik.
“Dulu Pantai Uiasa ini ditahun 90-an wisatawan asing atau bule banyak yang berjemuran di pantai itu seperti di Bali. Pantai itu kita lihat penuh dengan bule namun kerusuhan tahun 1999 dan terhentinya penerbangan langsung Kupang Darwin atau Australia adanya krisis moneter sehingga semua usaha sektor pariwisata di Desa Uiasa terhenti dan tinggal puing-puing bangunan atau penginapan dan bar tinggal kenangan bagi masyarakat Desa Uiasa, “ungkapnya.
Menurutnya, Pantai Uiasa di wisatawan karena hamparan pasir putihnya, selain itu pagi hari dapat menikmati sun rise, dan pemandangan di bawah laut dapat disuguhkan dengan dengan ribuan terumbu karang.
Dia merindukan suasana saat ramai dikunjungi wisatawan karena dapat memberikan dampak positif bagi peningkatan perekonomian masyarakat di desa.
“Tempat lain melihat wisatawan saat berjemur itu jarang namun warga Desa Uiasa telah melihatnya ulang-ulang sehingga hal itu menjadi biasa saja, “ungkapnya. (bev/ol)