Mata air membuncah.
Ruah dalam persetubuhan dengan tanah.
Disesap oleh hehijauan sang pohon.
Menjalar menelusup dalam raga-raga manusia.
Bersama terjalin harmoni,
hingga terduduk diam aku dalam pilinan alunannya
Sepenggal puisi tersebut seolah menjadi ringkasan hidup saya dalam menempatkan penghormatan terhadap mata air. Saat saya bertemu dengan teman-teman yang juga memperhatikan mata air. maka kami semakin berbulat hati untuk melakukan sesuatu yang mengandung kebaikan untuk mata air dan orang-orang yang ada di sekitarnya.
Komuniias Tanam Untuk Kehidupan (TUK) adalah tempat berkumpul kami di Kola Salatiga yang terletak di kaki Gunung Merbabu. Kepedulian terhadap Kola Salatiga. yang udaranya makin panas, air yang mengalir di kran rumah-rumah mulai sering macet bahkan mati. sampai dengan pepohonan di kola yang mulai sering ditebang dengan berbagai alasan membuat kami memutuskan untuk menyuarakan kepedulian atas mata air.