INS/SGP/OP6/Y2/STAR/BD/19/060
Objective 1 :
Meningkatkan Kesadaran dan Pengetahuan Aktor Kunci Tentang Kearifan Lokal Sebagai Basis Masyarakat Petani Dalam Melangsungkan Produksi Pertanian
Foto 1: Kegiatan FGD ‘Dutua Lopoliyama Ngotawunu’ bersama PANGGOBA yang melibatkan masyarakat, akademisi dan instansi pemerintah. Dilaksanakan pada tanggal 7 Desember 2019 di Desa Juriya, Kecamatan Bilato, Kabupaten Gorontalo.
Foto 3: Kegiatan Musyawarah ‘Dutua Lopoliyama Ngotawunu’ bersama PANGGOBA yang melibatkan masyarakat, akademisi dan instansi pemerintah. Dilaksanakan pada tanggal 25 Januari 2020 di dusun SP3 desa Saritani, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Boalemo.
Foto 5 : Study Partisipatif Etnobotani yang dilaksanakan pada tanggal 27 April sampai 3 Mei 2020 di dusun SP3 desa Saritani, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Boalemo.
Foto 2: Kegiatan Musyawarah ‘Dutua Lopoliyama Ngotawunu’ bersama PANGGOBA yang melibatkan masyarakat, akademisi dan instansi pemerintah. Dilaksanakan pada tanggal 7 Desember 2019 di Desa Juriya, Kecamatan Bilato, Kabupaten Gorontalo.
Foto 4 : Kegiatan Musyawarah ‘Dutua Lopoliyama Ngotawunu’ bersama PANGGOBA yang melibatkan masyarakat, akademisi dan instansi pemerintah. Dilaksanakan pada tanggal 29 Februari 2020 di desa Tamaila Utara, Kecamatan Tolangohula, Kabupaten Gorontalo.
Foto 6 : Study Partisipatif Etnobotani yang dilaksanakan pada tanggal 4-10 Mei 2020 di desa Tamaila Utara, Kecamatan Tolangohula, Kabupaten Gorontalo.
Objective 2 :
Memperkuat kelembagaan pemilik pengetahuan (Panggoba) dan masyarakat petani melalui praktek dan penerapan usaha produksi jenis komoditas
Foto 7: Proses pembuatan taman panggoba di dusun SP3, Desa Saritani, Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo. Tanggal 10 Februari 2020.
Foto 9: Peta lokasi taman panggoba di Dusun SP3, Desa Saritanii, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Boalemo.
Foto 8: Proses pembuatan taman panggoba di Desa Tamaila Utara, Kecamatan Tolangohula, Kabupaten Gorontalo. Tanggal 25 Maret 2020.
Foto 10: Peta lokasi taman panggoba di desa Tamaila Utara, Kecamatan Tolangohula, Kabupaten Gorontalo.
Dampak Kegiatan
- Sebelumnya belum pernah ada pertemuan yang melibatkan para panggoba, masyarakat, akademisi dan instansi pemerintah.
- Panggoba yang selama ini relatif tertutup karena stigma syirik dan musyrik, mulai merasa percaya diri dan terbuka untuk mengkomunikasikan pengetahuannya kepada publik melalui forum pertemuan.
- Panggoba bersedia untuk diajak dalam kegiatan pertemuan yang melibatkan lembaga-lembaga seperti Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan perguruan tinggi.
- Pengetahuan Panggoba dijadikan sumber informasi oleh akademisi untuk bahan penelitian terkait dengan pertanian.
- Pembuatan taman panggoba untuk koleksi tanaman penanda pertanian, tanaman adat dan obat yang selama ini sulit diakses oleh masyarakat.
- Pemerintahan Desa (Tamaila Utara) ikut mendukung upaya-upaya untuk melestarikan budaya panggoba dengan memfasilitasi lahan untuk dijadikan taman panggoba.
Pengalaman Terbaik
Foto 10: Melalui program ini telah memberi ruang kepada para panggoba untuk bertemu dan mendiskusikan pengetahuan yang selama ini hampir tidak pernah dilakukan. Lewat program ini juga, pengetahuan panggoba saling mengkonfirmasi dan melengkapi.
Foto 11: Panggoba bisa duduk bersama akademisi, BMKG, NGO dan Pemerintah dalam mendiskusikan pengetahuan mereka tentang musim tanam untuk wilayah Gorontalo. Di mana BMKG tidak bisa memastikan batas yang jelas secara klimatologis antara periode musim hujan dan musim kemarau karena diluar Kabupaten Gorontalo Utara, Kabgupaten lainnya yang berada di Provinsi Gorontalo berada di luar daerah non zom (Zona musim).
Foto 12: Melalui program ini para panggoba yang berasal dari beberapa desa yang sebelumnya belum pernah kenal dan bertemu, bisa mendiskusikan dan berbagi pengetahuan mereka tanpa ada pertentangan mempertahankan kebenaran. Bahkan para panggoba membawa bekal dan saling berbagi di antara mereka.
Keberlanjutan Program
- Panggoba menjadi sumber pengetahuan dan informasi masyarakat khususnya petani dalam melangsungkan kegiatan pengolahan dan produksi lahan.
- Panggoba menjadi mitra pemerintah didalam membuat kebijakan dalam penentuan waktu tanam masyarkat petani.
- Workshop dan pelatihan dalam rangka transformasi pengetahuan panggoba kepada petani-petani muda yang selama ini relatif belum mendapatkan informasi penuh akan pentingnya Dutuwa Lopoliyama Ngotawunu.
- Produksi dan distribusi kalender musim tanam berdasarkan pengetahuan panggoba untuk membantu petani didalam melangsungkan kegiatan produksinya.
Media Publikasi
Huyula.com :
Edisi Selasa, 5 Mei 2020
Huyula.com :
Edisi Selasa, 29 Mei 2020