Setelah penandatangan Konvensi Keanekaragaman Hayati dan Perubahan Iklim pada tahun 1992, Indonesia mulai mengembangkan proyek-proyek awal di bawah payung Global Environmental Facility- Small Grants Programme (GEF-SGP). Sejak tahun 1997 GEF SGP mulai beroperasi secara tetap dengan ber-hosting pada NGO berbasis lingkungan bernama Yayasan Bina Usaha Lingkungan. Dalam mekanisme penyediaan fasilitas dana hibahnya, GEF SGP juga bekerjasama dengan UNDP dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Dalam bidang kerjanya, SGP menyadari peran penting yang dimiliki oleh komunitas baik dalam lingkup rumah tangga maupun lebih luas, dan juga Lembaga Swadaya Masyarakat, yang memahami situasi nyata sehingga dapat berperan serta dalam penyelamatan keanekaragaman hayati, mengurangi dampak perubahan iklim, serta melindungi perairan internasional. Peran-peran penting tersebut dilandasi oleh pemikiran bahwa masyarakat memiliki kekuatan besar bagi lingkungannya dalam mengambil tindakan, melakukan control terhadap penggunaan sumber daya alam, memiliki informasi dan pengetahuan yang cukup, serta keyakinan akan meningkatnya kesejahteraan social dan ekonomi mereka melalui pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Dalam lingkup kerjanya, SGP mencoba untuk memberikan alternative-alternative kegiatan yang diharapkan dapat memutus rantai permasalahan lingkungan yang bersumber dari komunitas. Apabila komunitas menerima langsung intervensi bantuan dana SGP, maka kesinambungan dari proyek dan tujuan jangka panjang akan meningkat.
GEF SGP Indonesia merupakan bagian dari jaringan komunitas pengelolaan sumber daya alam dan mengasuh sedikitnya 200 Lembaga Swadaya Masyarakat dan Komunitas Lokal yang memenuhi kriteria. GEF SGP Indonesia saat ini mengelola beragam kegiatan bersama dengan lebih dari 40 Lembaga Swadaya Masyarakat dan Komunitas Lokal, baik penerima Planning Grants, maupun bantuan penuh (Full Grants) dari SGP. Kegiatan yang dijalankan juga bekerjasama dengan jaringan masyarakat adat dan organisasi kemanusiaan, para donor dan organisasi masyarakat lainnya. Masing-masing mitra akan menerima US$ 2,000-5,000 untuk Planning Grant dengan durasi proyek 3 – 6 Bulan atau hingga US $ 10,000-50,000 untuk full grant dengan durasi proyek antara 12 – 24 bulan.
SGP Indonesia memiliki pengalaman yang kuat dalam membantu peningkatan kapasitas masyarakat melalui kegiatan Capacity Building. Pemberian bantuan tersebut merupakan salah satu komponen dalam daur proyek yang terdiri dari perencanaan proyek ; analisa daur proyek dan pelaksanaan; administrasi keuangan bagi komunitas lokal; serta strategi penjangkauan. SGP Indonesia juga memperoleh pengakuan sebagai perintis penguatan institusi komunitas lokal dalam upaya memperoleh sumber lain guna mendukung perjuangan komunitas lokal dalam menghadapi tantangan ekologis dan mengkomunikasikan upaya kreatif mereka kepada para pengambil keputusan pada tingkat yang lebih tinggi.
Tema kerja GEF yang didasarkan kepada kriterianya merupakan kekuatan utama bagi SGP Indonesia dalam penguatan pengelolaan sumber daya alam oleh komunitas untuk ekosistem hutan, pesisir, ekosistem air bersih dan laut, eksositem pengunungan, agrobiodiversitas, energi terbarukan dan konservasi serta efisiensi energi.
Dukungan yang diberikan bagi inisiatif komunitas lokal lebih diarahkan kepada dialog bersama pemerintah lokal dan/atau provinsi, kerjasama antar komunitas dengan pemerintah dalam melindungi wilayah mereka (sebagaimana yang terjadi pada kasus di Bali, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Selatan); komunitas air bersih, perbaikan ekosistem dan sumber daya pesisir dan pantai, manajemen (di Bali, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan dan Tenggara, Pulau Seribu) dan pengembangan energi terbarukan lainnya (di Jawa Timur dan Jawa Barat).
Fasilitas dana yang diberikan berbentuk planning grant, peningkatan kapasitas, proyek-proyek awal (pilot project), monitoring dan analisa, dialog kebijakan, penyebaran informasi dan jaringan.
Bantuan Dana Hibah berupa
○ Planning Grant ( US$ 2.000-5.000) dan
○ Full Grant (US$ 10.000 – US$ 50.000).
Bantuan teknis meliputi pelatihan manajemen keuangan, pengembangan proposal (proposal development), manajemen proyek, strategi penjangkauan (outreach strategy), pengembangan institusi, maupun berbagai pengalaman keahlian skala kecil.
Program Assistant
Knowledge Management
National Coordinator
Program Assistant
Finance & Procurement
Aretha Aprilia
Ir. Laksmi Dhewanthi, M.A
Yanidar Witjaksono
Dedi S Adhuri
Brigitta Isworo Laksmi
Latipah Hendarti
Ruliyana Susanti
Bambang Sutrisno
Agung Wibowo
Tjut Silvana Devi
Nuning S. Barwa