Jakarta (11/1). Dalam upaya melestarikan kekayaan intelektual, budaya, dan pengetahuan lokal bangsa, sebuah platform digital bernama Akal Lokal resmi diluncurkan di Komunitas Salihara Art Center, Jakarta Selatan pada Sabtu (11/1). Platform ini hadir sebagai wadah bagi masyarakat Indonesia untuk berbagi, mendokumentasikan, dan mengembangkan pengetahuan lokal yang semakin terpinggirkan oleh arus globalisasi.
Akal Lokal merupakan inisiatif dari Terasmitra yang didukung oleh program Global Environment Facility-Small Grant Program Indonesia untuk mengembangkan platform digital pengelolaan pengetahuan lokal yang bermula dari wilayah program GEF SGP Fase 6 dan 7 diantaranya adalah Gorontalo, NTT, Bali, Wakatobi, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan.
Launching tersebut dihadiri oleh berbagai stakeholder mulai dari LSM, akademisi, media, komunitas lokal, pelaku budaya, organisasi masyarakat sipil, lembaga pendidikan, dan publik umum yang harapannya dapat terlibat dalam aksi pengumpulan dan sosialisasi pengetahuan lokal.
Yanidar Witjaksono, Anggota Panitia Pengarah Nasional GEF SGP Indonesia yang merupakan Direktur Eksekutif Yayasan Bina Usaha Lingkungan, menyampaikan bahwa Akal Lokal sejalan dengan visi GEF SGP yang ingin memberikan dampak global melalui aksi lokal.
“Pengetahuan lokal adalah harta karun yang tak ternilai. Melalui Akal Lokal, kita dapat menjaga agar kearifan lokal tidak hilang ditelan zaman,” ujar Yanidar.
Senada dengan Yanidar, Adinindyah, Co-Founder Terasmitra, menyampaikan bahwa Akal Lokal merupakan wujud nyata dari komitmen Terasmitra dalam melestarikan lingkungan dan budaya. “Selama 14 tahun perjalanan kami, kami menyadari betapa pentingnya kearifan lokal dalam menjaga kelestarian alam. Akal Lokal adalah upaya kami untuk memastikan warisan budaya ini tetap hidup dari generasi ke generasi,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Ia menyampaikan bahwa Akal Lokal tidak hanya menjadi tempat penyimpanan pengetahuan, tetapi juga mendorong kolaborasi dan inovasi. Melalui platform ini, masyarakat dapat berbagi praktik terbaik, mengembangkan solusi berbasis lokal untuk masalah-masalah yang dihadapi, dan menginspirasi orang lain.
Salah satu sorotan utama dalam acara peluncuran adalah keynote speech yang disampaikan oleh Geger Riyanto, seorang antropolog dan akademisi Universitas Indonesia yang telah lama mendokumentasikan pengetahuan lokal di berbagai daerah di Indonesia.
Geger menekankan pentingnya mencatat dan melestarikan pengetahuan lokal sebelum semuanya hilang. “Saya melihat Akal Lokal sebagai sebuah harapan baru. Ini adalah upaya kita bersama untuk menjaga warisan budaya bangsa,” ujarnya.
Peluncuran Akal Lokal merupakan langkah maju dalam upaya melestarikan kearifan lokal Indonesia. Dengan adanya platform ini, diharapkan semakin banyak masyarakat yang terlibat dalam upaya menjaga dan mengembangkan warisan budaya bangsa.