Upaya Terasmitra untuk mendukung pengembangan produk dan kapasitas wirausaha mitra-mitranya yang bergelut di bidang lingkungan hidup, terus berlangsung dan senantiasa berkembang. Community trading network yang dibentuk oleh GEF- SGP Indonesia pada 2010 ini mendukung empat bidang usaha yakni Art & Craft, Food, Ecotourism dan Knowledge Management. Keempat bidang usaha tersebut telah membuahkan karya yang menarik.
Dua mitra di antaranya adalah LAWE Indonesia dan Bali Lite Institute. LAWE, mitra kami di bidang Art & Craft yang bergerak di pemberdayaan perempuan dan pelestarian tenun Indonesia, akan meluncurkan koleksi produk terbarunya, yang terinspirasi oleh warna-warni cantik burung Nusantara. Tenun lurik yang diangkat ditenun dengan semburat warna-warni burung Cekakak Jawa, Kacamata Sangihe, dan Rangkong Badak.
Sementara mitra kami di bidang Knowledge Management, Bali Lite Institute, turut meluncurkan coffee table book berjudul SEMAU BETA: Suara-Suara dari Pulau Magis. Buku tersebut mengupas kerja-kerja yang dilakukan oleh komunitas untuk menyelamatkan pulau kecil yang rentan terhadap bencana akibat perubahan iklim serta berbagai cerita yang dirangkai bersama dengan teman-teman penulis asal Pulau Semau, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. Bersama dengan peluncuran kedua karya tersebut, kami juga membuat pameran fotografi tentang cerita-cerita Terasmitra dan kegiatannya.
Peluncuran diselenggarakan pada hari Rabu, 14 Desember 2016 di Kekini Ruang Bersama, Jakarta Pusat. Acara akan dibuka pada pukul 10.00 WIB dengan Kisah Burung sebagai inspirasi desain tenun yang akan disampaikan oleh Adinindyah, pendiri LAWE Indonesia. Acara dilanjutkan dengan book talk Pulau Kecil yang akan membedah proses pembuatan dan penulisan buku SEMAU BETA: Suara-Suara dari Pulau Magis bersama dengan Dicky Lopulalan selaku editor buku, Budi Chandra sebagai kurator foto, serta dua penulis asal Semau yang akan bercerita tentang pulau kecilnya.
“Pameran dan peluncuran dua produk Terasmitra ini adalah untuk berbagi cerita dan pengetahuan. Kami percaya cerita dan pengetahuan ini penting untuk diketahui oleh publik. Kami juga percaya bahwa cerita tidak hanya dapat diterjemahkan lewat laporan atau text book, tapi bisa juga dikemas ke dalam bentuk yang lebih accessible dan menarik. Misalnya bercerita tentang burung lewat motif tenun lurik atau dengan coffee table book yang berisikan foto dan narasi,” ujar Catharina Dwihastarini, Koordinator Nasional GEF -SGP Indonesia.