Komunitas-komunitas di pulau-pulau kecil dan pinggiran hutan di Indonesia bekerja dalam senyap. Mereka berusaha mengatasi dampak perubahan iklim, degradasi lahan, hilangnya keanekaragaman hayati dan kelangkaan air bersih serta polusi perairan internasional dengan segala keterbatasan yang ada. Hasilnya, membanggakan!
Mereka datang dan berbagi cerita di Jakarta dalam sebuah forum bertajuk Musyawarah Belajar Mitra. Pengalaman jatuh bangun, inovasi dan teknologi yang mereka ciptakan, jejaring kolaborasi dengan pelbagai pihak, dan pengetahuan yang mereka kumpulkan akan dibagikan kepada sesama penggiat lapangan dan kepada publik luas. Mereka juga akan memamerkan dan menjual berbagai produk ramah lingkungan yang selama ini mampu memberi pendapatan bagi banyak keluarga.
Cerita-cerita yang akan mereka bagikan dalam Musyawarah Belajar Mitra tersebut antara lain:
- Upaya membangun kebun hutan (agroforestry) dan pengelolaan hutan marga
- Partisipasi perempuan sebagai agen perubahan dalam pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan
- Pengelolaan sumber-sumber air bersih yang terbatas di pulau-pulau kecil
- Strategi komunitas dalam mengelola pangan lokal di tengah gempuran kebijakan industrialisasi
- Produksi dan penerapan energi alternatif yang rendah emisi dan terbarukan
- Upaya membangun sinergi dan kolaborasi dengan banyak pihak dari berbagai kalangan dalam pengelolaan sumberdaya alam secara berkelanjutan.
- Pengalaman membangun dan memupuk kesadaran (awareness) komunitas dalam pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan
- Kewirausahaan komunitas sebagai strategi peningkatan pendapatan dan pengelolaan sumberdaya alam
- Pengelolaan pengetahuan untuk meningkatkan kapasitas komunitas dan optimalisasi sumberdaya yang terabaikan
- Potensi pengembangan tenun lokal sebagai media pengelolaan sumberdaya alam
- Terobosan generasi muda dalam pengelolaan lingkungan dan sistem keuangan
- Pengelolaan potensi ekonomi wilayah pegunungan dan pesisir-laut yang berbasis kelestarian lingkungan
- Dan, masih banyak lagi lainnya.
Mereka berharap, apa yang mereka bawa dan bagikan di Jakarta dapat menginspirasi banyak orang dan menjadi sebuah panggilan untuk membangun aksi bersama. Mereka juga berharap, mendapatkan banyak masukan gagasan dan pengetahuan baru untuk mereka bawa pulang dan praktikkan di kampung halaman masing-masing.
Musyawarah Belajar Mitra diselenggarakan oleh Sahabat Kepik bekerja sama dengan Terasmitra atas dukungan Global Environment Facilities Small Grant Programme (GEF SGP) Indonesia.
GEF SGP Indonesia adalah program dana hibah kecil untuk membantu kelompok masyarakat yang rentan terhadap perubahan lingkungan, yang diimplementasikan UNDP, dan dilaksanakan Yayasan Bina Usaha Lingkungan. Program ini dilaksanakan sejak tahun 1992 dan saat ini telah memasuki fase ke-6 (2017-2021). Untuk fase ke-6 ini, pelaksanaan menggunakan pendekatan bentang alam darat (landscape) dan bentang laut (seascape) dengan target wilayah di pulau-pulau kecil kawasan Wakatobi (Sulawesi Tenggara), Pulau Semau (Nusa Tenggara Timur), Pulau Nusa Penida dan kawasan hutan Suaka Margasatwa Nantu di Provinsi Gorontalo. Ada 48 kelompok masyarakat yang terlibat di dalamnya.
Sejak awal diselenggarakan, Program GEF SGP Indonesia telah memberikan dukungan untuk gerakan akar rumput dalam melestarikan keanekaragaman hayati, mengurangi dampak perubahan iklim, menghentikan degradasi lahan dan mengurangi polusi perairan internasional. Selama bertahun-tahun, GEF SGP Indonesia telah berhasil mendukung total 502 proyek, dengan total pencairan mendekati USD 9 juta yang telah membangun kapasitas penyusunnya dan menimbulkan dampak signifikan dalam pengelolaan lingkungan, mata pencaharian, dan pengentasan kemiskinan yang berkelanjutan.
Berikut Link Agenda dari Acara Musyawarah Belajar 2019.
Agenda Musyawarah Belajar Mitra&Pembicara_RevMS17