(Perkumpulan Pikul)
(Lembaga Payung untuk Pelaksanaan GEF/SGP Indonesia Phase-6 di Semau, NTT)
KEGIATAN RUTIN HOST
Foto 1. Diskusi dengan mitra
Foto 2. Diskusi dengan konsorsium Semau
Pertemuan dilakukan guna membahas rencana kerja mitra, monitoring implementasi, peluang dan tantangan yang dihadapi mitra.
Foto 3. Dokumentasi pelaporan mitra yang dihimpun dalam data bersih dan dianalisis
Foto 4. Monitoring kegiatan mitra
CAPAIAN KEGIATAN KONSORSIUM SEMAU
Outcomes | Kegiatan | Total |
1.1 | Jumlah kegiatan konsorsium Semau Jumlah kegiatan yang diikuti oleh perempuan Jumlah kegiatan yang diikuti oleh laki-laki Jumlah rata-rata kehadiran perempuan Jumlah rata-rata kehadiran laki-laki | 452 kegiatan 298 kegiatan 307 kegiatan 7.94 Jiwa 8.27 Jiwa |
Kelompok yang terbentuk (Belum termasuk kelompok dari Yayasan Cemara dan OCD) Jumlah perempuan yang terlibat di kelompok Jumlah laki-laki yang terlibat di kelompok | 35 kelompok 225 Jiwa 238 Jiwa | |
1.2 | Luas lokasi dalam proses sebagai lahan konservasi berbasis pertumbuhan alamiah Bibit sayur | 3262,28 Ha (total) 1818.26 di daratan (kawasan hutan/hutan marga/ lahan pribadi) 1444 ha di daerah pesisir 57 bungkus |
Hasil Panen (Jagung, Padi Hitam dan tanaman perkarangan) | 5.200 tongkol , 102 kg gabah kering padi dan 13.288 | |
Luas kebun dan ladang yang dimanfaatkan | 3,72 Ha | |
Pupuk (Cair dan Padat) dan Pestisida | POC : 10.786 Liter Bokashi : 3.150 Kg Pestisida : 1.000 buah | |
Konservasi : | ||
Benih lokal ( Padi dan jagung kuning) Anakan yang ditanam Benih lamtoro | 25 Kg 19.663 anakan 3,25 Kg | |
Luas lahan | 43,95 Ha | |
Jumlah pohon yang hidup | 222 pohon | |
1.3 | Luas lahan pekarangan | 44 Ha |
1.4 | Produksi sorgum bulir Produksi padi hitam (Gabah) Produksi jagung kuning Produksi tepung sorgum | 206 Kg 102 Kg 5.200 tongkol 27 Kg |
2.1 | Jumlah kelompok pengelolaan SWPS | 1 Kelompok |
Sumber : Data Studio Pikul, 2020
DAMPAK PROYEK
- Ditemukannya aktor-aktor baru yang bekerja secara kolektif (kelompok) di tingkat komunitas yang memiliki komitmen dan berpraktek untuk meningkatkan resiliensi pulau Semau.
- Bertambahnya pengetahuan dan praktek warga terkait dengan pertanian organik, konservasi benih lokal dan pengolahan hasil pertanian terkhususnya pangan lokal.
- Aplikasi pertanian organik mulai dari penyiapan lahan, perawatan, dan pemanenan dengan memanfaatkan teknologi.
- Berlangsungnya dialog tentang pemanfaatan sumber daya bersama, untuk kepentingan keberlanjutan jasa pelayanan alam, dan eksperimentasi pengembangan kelembagaan konservasi secara kolaboratif (Uiasa, Batuinan, Uitiuhtuan).
- Peningkatan ekonomi keluarga dan desa melalui pemanfaatan lahan pekarangan, pangan lokal (sorgum) dan ekowisata.
PENGALAMAN TERBAIK
- Proses membangun kesepakatan konservasi : pesisir, hutan dan air dengan masyarakat.
- Kesepakatan terkait dengan pengelolaan kawasan dan sumberdaya serta konservasi wilayah ekowisata.
- Distribusi pengetahuan terkait pengembangan kelembagaan, pengetahuan tentang ekologi dan konservasi.
- Pembelajaran mitra : pendokumentasian pengalaman lapangan dan pengembangan inovasi.
- Pembelajaran terkait dengan adat istiadat, pemberdayaan masyarakat, sosial ekologi, dan sistem pelaporan.
- Penyampaian informasi terkait dengan bentang alam Semau kepada masyarakat serta berdiskusi langsung dengan masyarakat dalam upaya merawat pulau.
KEBERLANJUTAN PROYEK/KEGIATAN
GMI | • Konservasi darat dengan kesediaan warga dalam memberikan ¼ lahan dari luas lahan yang dimiliki • Kelompok Tani dan BUMDES produksi POC, pakan ternak dan tungku biomassa. • Pengembangan usaha madu hutan |
Kubat | • Pertemuan tiap bulan dalam bentuk arisan sekaligus berdiskusi tentang pertanian pekarangan dan distribusi benih lokal (padi hitam dan jagung kuning) |
Yayasan Alfa Omega | • Pendampingan pokdarwis melalui kegiatan edukasi dengan melibatkan mitra-mitra YAO • Pendekatan pada aparat desa secara formal dan informal dalam proses meloloskan peraturan desa terkait keberlanjutan ekowisata. • Pembangunan kawasan ekowisata secara terpadu dengan bantuan donor mitra YAO • Proses pemasaran desa ekowisata. |
Dalen Mesa | • Perluasan areal penggunaan pupuk organik cair • Peningkatan produksi sorgum dan tepung sorgum |
OCD Beach and Cafe | • Konservasi pesisir dengan pengembangan ekowisata di desa Uiasa • Kolaborasi usaha ekowisata dengan masyarakat |
Yayasan Cemara | • Penggunaan SWPS dalam menyalurkan air ke rumah warga • Konservasi daerah tangkapan air dengan penanaman anakan |
CIS Timor | • Kelembagaan kelompok masyarakat dalam tata kelola air bersih • Konservasi daerah tangkapan air dan sumber mata air. |
Tafena Tabua | Forum multistakeholder di kecamatan Semau dan Semau Selatan |
Sumber : Matriks Keberlanjutan mitra, 2019
Foto 5. Persemaian Lamtoro Teramba untuk ditanam di lahan agrosilvopastoral
Foto 6. Distribusi anakan untuk lahan agrosilvopastoral
Foto 7. Area Konservasi Pesisir Desa Uiasa OCD beach and Cafe
Foto 8. Area Konservasi Pesisir Desa Bokunusan Yayasan Alfa Omega
Foto 9. Pembuatan lubang resapan
Foto 10. Perempuan dari kelompok Tani Dalen Mesa sedang menyiapkan Sorgum untuk dihaluskan menjadi tepung
Foto 11. Persiapan Media Tanam
Foto 12. Sayuran di pekarangan
Foto 13. Pemetaan lokasi kerja dan aktor untuk pembentukan Forum Multistakeholder
Reporting System
Sistem pelaporan yang dilakukan oleh Host dengan menggunakan Kobotoolbox atau sistem lainnya, dapat menjadi sistem pelaporan di proyek berikutnya. Selain itu, Host juga menawarkan jasa pelayanan pembuatan sistem pelaporan dan pengelolaan pengetahuan untuk organisasi lain.
Gambar 1. Sistem pelaporan dengan Kobotoolbox
Gambar 2. Sistem pelaporan yang ditampilkan dengan data studio
Media danPublikasi
Website Perkumpulan Pikul
23 Juli 2019
Instagram Perkumpulan Pikul
Uiasa, 16 Juli 2019