NDOBALINEWS – Berbicara tentang sirkular ekonomi berkaitan erat dengan 3 pilar, yaitu people, planet, profit.
Sirkular ekonomi didasarkan pada gagasan untuk menempatkan nilai pada semua sumber daya yang terlibat dalam pembuatan produk dan menjaga agar sumber daya tersebut tetap beredar tanpa batas.
Hal ini dijelaskan dalam Webinar yang digelar oleh Terasmitra dengan tema “Sirkular Ekonomi dari Mata Industri,” pada Sabtu, 23 Oktober 2021.
Suzy Hutomo (Executive Chairperson The Body Shop Indonesia) salah seorang narasumber dalam webinar ini mengatakan people, planet, profit merupakan 3 pilar penting dalam sirkular ekonomi.
Dengan membantu bumi melalui bisnis berkelanjutan, lingkungan akan semakin bersih dan manusia akan semakin sehat,” ujar Suzy.
Lebih lanjut dikatakannya hal itu bisa dimulai dari diri sendiri, disesuaikan dengan apa yang tersedia dan terjangkau. Dan dilakukan dengan sadar, percaya diri, dan senang hati, hal-hal kecil namun konsisten dilakukan akan menjadi kebiasaan baik.
Penerapan sirkular ekonomi bisa menjadi salah satu solusi untuk mendukung industri yang berkelanjutan sekaligus kehidupan yang berkelanjutan.
“Yang pertama adalah kesadaran, jangan berhenti, dan selalu berusaha mencari tahu lebih banyak. Hari ini harus lebih baik dari kemarin, dan hari esok harus lebih baik dari hari ini,” imbuh Suzy lagi dalam webinar yang dipandu oleh Rahmi Fajar Harini dari Amiga Bali dan Rifqi Afdillah dari Terasmitra.
Sementara itu di narasumber lainnya Rendy Aditya Wachid, Founder Parongpong mengatakan telah menjalankan sirkular ekonomi yang bertujuan menjadi inisiator Parongpong Zero Waste High Performance Habitat.
Dikatakannya bahwa sdanya pandemi ternyata membuka mata banyak orang bahwa sampah bisa menjadi produk. Yang telah dilakukan Parongpong dalam pengolahan sampah antara lain adalah pengumpulan sampah puntung rokok yang dijadikan produk seperti pot dan furnitur, juga asbak sebagai kritikan terhadap kebiasaan membuang puntung rokok secara sembarangan.
Sedangkan Paola Cannucciari dari Eco Bali yang berdiri sejak 2006 sebagai waste management service mengatakan dengan pengelolaan sampah yang bertanggung jawab, semua material sampah bisa dijadikan kompos, lalu dipilah untuk didaur ulang. Eco Bali bekerja sama dengan bank sampah di beberapa desa dalam pengelolaan sampah.
“Sirkular ekonomi seharusnya bisa dilakukan sebagai solusi bagi pengelolaan material sampah. Seseorang yang membeli barang seharusnya bertanggung jawab terhadap material sampah dari barang yang dibeli. Tidak hanya bertanggung jawab pada diri sendiri, namun juga pada orang lain dan pada lingkungan alam,” beber Paola.***