WartaBulukumba.Com – Di Bonto Matene dan Bajiminasa, dua desa di Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, selalu ada cerita yang manis dan berlapis sejarah, terbungkus dalam gurihnya kue jipang. Sebuah karya kuliner tradisional yang manis dan renyah, layaknya memori masa lalu yang beradu dengan harapan masa depan. Kue jipang, dengan gula aren sebagai jantungnya, bukan hanya sekedar penganan, melainkan sebuah simbol kekayaan alam dan kearifan lokal di pelosok Bulukumba.
Dalam kue jipang, gula aren menjadi nyawa utama dalam penciptaannya. Gula aren, dengan rasa manisnya yang khas dan tekstur yang unik, memberi karakter khusus pada jipang, menjadikannya lebih dari sekadar kue, tetapi juga warisan budaya. Baca Juga: Bisa cuan! 10 ide bisnis kreatif ramah lingkungan di Sulawesi Selatan: Makassar, Bulukumba hingga Palopo Kunjungan Dana Mitra Tani (DMT) Ketua Dana Mitra Tani Bulukumba, Sri Puswandi, bersama warga pembuat kue jipang. Di kedua desa ini, kue jipang bukan hanya soal rasa, tapi juga pilar ekonomi. Bagi petani gula aren, kue ini adalah sumber penghidupan, mempertemukan tradisi dengan kebutuhan pasar modern. Baru-baru ini, Dana Mitra Tani (DMT) melakukan kunjungan ke sentra produksi kue jipang. Mereka melihat dari dekat proses pembuatan dan membahas kemungkinan kerjasama. Kunjungan ini membuka jendela peluang bagi para pelaku usaha. Ketua DMT, Sri Puswandi, berbicara tentang pembentukan koperasi petani aren di DAS Balangtieng. Langkah ini bukan hanya tentang meningkatkan produksi, tetapi juga mengenai pengembangan komunitas dan keberlanjutan. Baca Juga: Recommended di Jalan Poros Bulukumba-Sinjai: Warung Bakso Langen Sari di Balampesoang Sri Puswandi mengungkapkan potensi koperasi petani aren dalam mengubah lanskap ekonomi lokal. “Koperasi ini lebih dari sekedar entitas ekonomi. Ini adalah wadah bagi petani aren untuk berkumpul, berbagi pengetahuan, dan mengembangkan praktik terbaik. Kami percaya ini akan memberikan mereka kekuatan lebih dalam menghadapi pasar,” tutur Sri Puswandi kepada WartaBulukumba.Com pada Selasa, 6 Februari 2024.
Ihwal harapan Sri Puswandi dengan dari pembentukan koperasi ini, mencuat penegasan tentang kesejahteraan petani dan pelestarian warisan budaya kuliner. Baca Juga: 10 ide bisnis kreatif digital di Bulukumba yang bisa menghasilkan cuan “Harapan kami besar. Pertama, kami ingin meningkatkan kesejahteraan petani. Dengan koperasi, mereka bisa mendapatkan harga yang lebih baik untuk gula aren mereka. Kedua, ini tentang pelestarian. Gula aren tidak hanya bahan baku, tetapi juga bagian dari warisan budaya kami. Kami ingin generasi mendatang masih bisa menikmati kue jipang seperti yang kami lakukan saat ini,” urainya. Peran kue jipang, lanjut Sri Puswandi, adalah simbol. Ini adalah contoh nyata dari bagaimana produk tradisional bisa memiliki nilai ekonomi dan budaya yang besar. “Melalui kue ini, kami ingin menunjukkan bahwa tradisi dan modernitas bisa berjalan beriringan, memberikan manfaat ekonomi sekaligus melestarikan warisan budaya,” ungkapnya. Kolaborasi dan Pengembangan Ekonomi Kolaborasi antara petani aren dan pelaku usaha ekonomi dipandang sebagai kunci. Bukan hanya meningkatkan kesejahteraan, tetapi juga memastikan bahwa warisan kuliner ini terus bertahan. Proses pembuatan kue Jipang adalah seni yang memerlukan ketelitian. Mulai dari pemilihan gula aren berkualitas hingga teknik pemanggangan yang sempurna, setiap langkah adalah upaya pelestarian tradisi. GEF SGP Indonesia, Yayasan Bina Usaha Lingkungan, dan UNDP tidak hanya melihat kue jipang sebagai produk, tapi juga sebagai alat pemberdayaan. Mereka memberikan dukungan teknis dan seperti pelatihan manejemen usaha, menunjukkan bahwa di balik kue jipang, ada harapan besar untuk pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Kerjasama antara petani, pelaku usaha, dan organisasi pendukung menciptakan sebuah ekosistem di mana kue jipang tidak hanya sebagai makanan, tetapi juga sebagai jembatan menuju masa depan yang lebih sejahtera.***
Sumber Artikel berjudul “Sentra produksi kue jipang di utara Bulukumba: Manisnya tradisi dan pilar ekonomi masyarakat desa”, selengkapnya dengan link: https://wartabulukumba.pikiran-rakyat.com/ekobis/pr-877684963/sentra-produksi-kue-jipang-di-utara-bulukumba-manisnya-tradisi-dan-pilar-ekonomi-masyarakat-desa?page=all